Kemungkinan pelaku selama ini
Komisi Nasional Hak Asasi Manusia menganggap pengungkapan pelaku lapangan dalam teror penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan sebenarnya mudah. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, keberadaan empat orang mencurigakan di sekitar rumah Novel sebelum kejadian dapat menjadi pintu masuk untuk mengungkap kasus ini.
“Karena gampang kok, keberadaan orang asing dalam beberapa hari di tempat kejadian itu aneh, orang-orang itu tidak semestinya berada di sana,” kata kata Anam di kantornya, Jakarta, Selasa, 9 Juli 2019.
Menurut Anam, komisi telah bertemu dengan Tim Gabungan kasus Novel bentukan polri sekitar 3 bulan lalu. Dalam pertemuan itu, tim menyampaikan mendapatkan informasi yang signifikan soal pelaku teror terhadap Novel. Temuan tim, kata dia, sama dengan yang ditemukan oleh Tim Pemantauan Komnas HAM dalam kasus Novel Baswedan.
Menurut dia, informasi itu bahkan membuka peluang untuk mengungkap aktor intelektual di balik kasus ini. “Empat orang tersebut jejaknya sudah semakin terang dan bisa naik ke atas,” kata dia.
Adapun penelusuran Majalah Tempo, mereka yang diduga berada di sekitar rumah Novel sebelum kejadian adalah Ahmad Lestaluhu, Mukhlis Ohorella, dan Muhammad Hasan Hunusalela. Ketiganya diduga berprofesi sebagai mata elang alias penagih utang. Mereka berasal dari Kampung Lama, Tulehu, Maluku Tengah.
Mukhlis sempat tertangkap kamera saat berada di sekitar rumah Novel beberapa pekan sebelum penyiraman air keras. Saat itu, Mukhlis mengendarai sepeda motor Honda putih milik Yusmin. Hasil penyelidikan polisi saat itu, mereka berada di sekitar rumah Novel lantaran sebagai penagih utang. ***
Baca juga:
Dua Penyerang Novel Polisi Aktif, Benarkah Ada Nama Jenderal Terlibat?
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.