Berikut ini petikan ceramah UAS 2017:
- "Penceramah kondang, berapapun jam terbangnya, tidak bisa mengubah apa-apa. Saya capek lah. Saya dari 2009 sampai 2013 ini menjadi komisi pengembangan di badan amil zakat Riau.. Masuk kantor ke luar kantor…’ Wahai kaum muslimin….bayarlah zakat..tunaikan zakat.”…. Tapi habis sosialisasi, pegawai bilang: 'Pak Ustad, kami tidak bisa membyar zakat karena gaji kami habis dipotong bank…'
- .....Oleh sebab itu….solusi umat ini hanya satu. Apa itu? Khilafah… Tegaknya khilafah, maka selesailah masalah. "
Hanya, setidaknya sejak tahun 2018, UAS sudah tidak tampak menyebutkan “khilafah sebagai solusi satu-satunya”. Dalam ceramah UAS yang diunggah di youtube pada 25 Juli 2018, misalnya, pendapatnya mengenai khilafah sudah agak bergeser. Berikut petikannya ketika ia menjawab sebuah pernyataan jamaah mengenai khilafah:
Khilafah itu politik Islam. Ada namanya fiqih Islam, di dalamnya ada ibadah: sholat, zakat,..puasa, haji. Ada namanya muamalah: gadai menggandai, pinjam memimpjam, utang piutang. Ada yang namanya nikah: talak, rujuk.. Ada namaya siasah, khilayah, imamah… Islam punya politik. Jadi Islam itu bukan sekedar akhlak: tempeleng pipi kanaan, berikan pipi kirimu… Jadi Islam itu ada politiknya, bagaimana mengangkat pemimpin. Itu namanya khilafah
UAS juga pernah bertemu dengan Din Syamsuddin di Jakarta pada, 3 November 2018. Saat itu Din menyatakan prihatin terhadap penghadangan yang menimpa UAS. “Saya sudah mengikuti apa yang disampaikan Ustad Abdul Somad. Beliau menjelaskan khilafah dari Alquran. Beliau ahli hadits.”ujar Din.
Selanjutnya: ...terus melawan
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.