Terendam sebelum banjir kiriman
Banjir kali ini justru terjadi sebelum banjir kiriman dari Bogor datang. Data menunjukkan bahwa ketinggian muka air di bendung Katulampa pada 31 Desember 2019 di bawah 80 Cm. Kenaikan yang cukup signifikan baru terjadi pada 1 Januari 2020 sekitar pukul 07.40 WIB. Saat itu ketinggian Katulampa mencapai 170 Cm.
Nyatanya sejak Subuh, 1 Januari 2020 sebagian besar wilayah Jakarta sudah direndam banjir. Ini berarti, penyebab banjir karena curah hujan yang amat ekstrem dan saluran air di kawasan Jakarta sendiri tak sanggup menampungnya. Adapun banjir kiriman baru datang belakangan, pada sore atau malam hari.
Perjalanan air dari Bogor juga bisa terdeksi dari pintu air Depok. Data di pintu air ini menunjukkan bahwa pintu air Depok baru siaga 1 pada tanggal Rabu siang, 1 Januari 2020, saat Jakarta sudah terendam.
Penyebab banjir kali ini berbeda dengan banjir pada 17 Januari 2013 saat pasangan Jokowi-Ahok memimpin. Sehari sebelumnya saat itu ketinggian Katulampa pada 16 Januari siang mencapai 178 Cm. Nah keesokan harinya, banjir terjadi di Jakarta termasuk mengenangi Bundaran HI. Adapun curah hujan di Jakarta saat itu tidak terlalu tinggi.
Ketinggian muka air di Manggarai pada banjir 17 Januari 2013 mencapai 1002 cm. Banjir ini menyebabkan tanggul jebol di Latuharhari pada tanggal 17 Januari 2013 sehingga Kota Jakarta tergenang banjir. Kenaikan muka air di Manggarai disebabkan karena hujan merata terjadidi seluruh daerah aliran sungai, terutama dari hulu.
Curah hujan ekstrem
Sudah beberapa tahun terakhir, orang melupakan banjir kiriman atau faktor Katulampa karena sudah ada normalisasi Ciliwung kendati belum tuntas. Dulu-dulu naiknya ketinggian air Katulampa selalu berarti berakibat banjir di Jakarta. Semakin tinggi muka air Katulampa, semakin besar juga banjir di Ibu kota. Rumus ini belakangan tidak berlaku.
Banjir kali ini, faktor curah hujan di Jakarta sendiri lebih dominan. Data itu menunjukkan sejumlah wilayah diguyur curah hujan ekstrim dan relatif merata. Bahkan di kawasan Halim, curah hujan mencapai angka 377 mm. Kawasan Taman Mini juga cukup tinggi 335 mm dan Jatiasih mencapai 259 mm.
BMKG menjelaskan pula hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. "Hujan kali ini bukan hujan biasa," tulis BMKG dalam rilisnya.
Dibanding dengan curah hujan pada banjir Jakarta pertengahan Januari 2013, di era kepemimpinan Jakowi, curah hujan kali ini jauh lebih tinggi.
Selanjutnya: Bukti lagi....
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.