x

Wilayah banjir

Iklan

Anas M

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Oktober 2019

Rabu, 1 Januari 2020 21:01 WIB

Anies Keliru, Basuki Lebih Benar: Banjir Bukan Karena Faktor Hulu, Inilah Datanya

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan berkeyakinan bahwa salah satu penyebab utama banjir karena tidak adanya pengendalian air dari sisi selatan Jakarta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Terendam sebelum banjir kiriman
Banjir kali ini justru terjadi sebelum banjir kiriman dari Bogor  datang.  Data menunjukkan bahwa  ketinggian muka air di bendung Katulampa pada 31 Desember 2019  di bawah 80 Cm. Kenaikan yang cukup signifikan  baru terjadi pada    1 Januari 2020 sekitar pukul 07.40 WIB. Saat itu ketinggian Katulampa mencapai  170 Cm.

Nyatanya sejak Subuh, 1 Januari 2020 sebagian besar wilayah Jakarta sudah direndam banjir.  Ini  berarti, penyebab banjir karena curah hujan yang amat ekstrem  dan saluran air di kawasan Jakarta sendiri tak sanggup menampungnya.  Adapun banjir kiriman baru datang belakangan, pada sore atau  malam hari.

Perjalanan air dari Bogor juga bisa terdeksi dari pintu air Depok.  Data di pintu air ini menunjukkan bahwa pintu air Depok baru siaga 1 pada  tanggal  Rabu siang, 1 Januari 2020,  saat Jakarta sudah terendam.

 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penyebab  banjir kali ini  berbeda dengan banjir pada 17 Januari 2013 saat  pasangan Jokowi-Ahok memimpin.  Sehari sebelumnya  saat itu ketinggian Katulampa pada 16 Januari siang mencapai 178 Cm.  Nah keesokan harinya,  banjir terjadi di Jakarta termasuk mengenangi Bundaran HI. Adapun curah hujan di Jakarta saat itu tidak terlalu tinggi.

 



 Ketinggian muka air di Manggarai pada banjir 17 Januari 2013 mencapai  1002 cm. Banjir ini menyebabkan tanggul jebol di Latuharhari pada tanggal 17 Januari 2013 sehingga Kota Jakarta tergenang banjir.  Kenaikan muka air di Manggarai disebabkan karena hujan merata terjadidi seluruh daerah aliran sungai,  terutama dari hulu.

Curah hujan ekstrem
Sudah beberapa tahun terakhir,  orang  melupakan banjir kiriman atau faktor Katulampa karena sudah ada normalisasi Ciliwung kendati belum tuntas. Dulu-dulu naiknya ketinggian air Katulampa selalu berarti  berakibat banjir di Jakarta. Semakin tinggi muka air Katulampa, semakin besar juga banjir di Ibu kota.  Rumus ini belakangan tidak berlaku.

Banjir kali  ini,  faktor curah hujan di Jakarta sendiri  lebih dominan. Data itu menunjukkan sejumlah wilayah diguyur curah hujan ekstrim dan relatif merata.  Bahkan di kawasan Halim,  curah hujan mencapai angka 377 mm.  Kawasan Taman Mini juga cukup tinggi  335 mm dan Jatiasih mencapai 259 mm.

BMKG menjelaskan pula hujan tahun baru kali ini sangat ekstrem dan melanda sebagian besar Jawa bagian Barat-Utara sehingga menyebabkan banjir besar yg merata di Jakarta, Tangerang, Bekasi, Bandung Barat, bahkan Cikampek dan Cipali. "Hujan kali ini bukan hujan biasa," tulis BMKG dalam rilisnya.

Dibanding dengan curah hujan pada  banjir Jakarta  pertengahan Januari 2013, di era kepemimpinan Jakowi, curah hujan kali ini jauh  lebih tinggi. 

Selanjutnya: Bukti lagi....

Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu