Pangkalan militer China
Untuk mengamankan klaimnya di perairan sembilan garis imajiner atau “ Nine-Dash Line”, negara China telah lama membangun pangkalan militer di Kepulauan Spratly, tepatnya di Karang Gaven. Kehadiran basis militer ini semakin bikin panas negara tetangga seperti Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam.
Langkah China juga memancing Presiden Jokowi Widodo membangun pangkalan militer di Natuna. Bahkan ada yang mengusulkan kabupaten ini dijadikan provinsi.
Pangkalan militer itu juga memudahkan China berpatroli di seputar perairan yang mereka klaim. Dari foto-foto satelit, tampaknya pangkalan ini sudah hampir rampung.
Kontroversi pangkalan itu sudah muncul sejak 2014 ketika mulai dibangun. Jurnalis BBC Rupert Wingfield-Hayes pernah mengamati dari dekat bagaimana pemerintah Cina membangun pulau-pulau di atas batu karang pada tahun ini.
Ia menggunakan pesawat kecil dan memancing reaksi keras dan ancaman dari Angkatan Laut Cina. Pulau koral, karang, dan tumpukan pasir yang dikenal dengan nama Kepulauan Spratly itu adalah tempat yang sangat sulit didatangi. Sebagian dikuasai Vietnam, yang lain oleh Filipina, satu pulau oleh Taiwan, dan tentu saja ada sejumlah pulau yang dikuasai Cina.
Dan benar, militer Cina selalu menjaganya. Pesawat kecil yang digunakan Rupert mendapat peringatan berkali-kali dari militer Cina melalui radio. Pilotnya harus berkelit dan meyakinkan mereka bahwa pesawatnya membawa penumpang sipil.
Kini dari foto satelit google, pangkalan ini sudah bisa dilihat. Dengan basis penguasaan ini, menyulitkan negara-negara lain memperebutkan hak di perairan China Selatan. Penyelesaian lewat jalan diplomasi dan perundingan memerlukan waktu lama. Cara konfrontrasi cukup berbahaya juga karena bisa menyulut pertikaian di kawasan ini yang berkepanjangan.
****
Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.