x

Basis militer China

Iklan

Anas M

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 11 Oktober 2019

Minggu, 5 Januari 2020 08:00 WIB

TNI Siaga, Tiongkok Ngotot: Pangkalan Militernya di Laut Sengketa Semakin Siap

Kapal tempur TNI terus bersiaga perairan Natuna menyusulkan masuknya kapal pencari ikan Tiongkok di kawasan zona ekonomi eksklusif Indonesia. Pemerintah RI sudah melakukan protes resmi ke pemerintah Tiongkok .

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pangkalan militer China
Untuk mengamankan  klaimnya di perairan   sembilan garis imajiner atau “ Nine-Dash Line”,  negara China telah lama membangun pangkalan militer di  Kepulauan Spratly, tepatnya  di Karang Gaven. Kehadiran  basis militer ini semakin bikin panas negara tetangga seperti  Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei Darussalam. 

Langkah China juga memancing Presiden Jokowi Widodo membangun pangkalan militer di Natuna.  Bahkan ada yang mengusulkan kabupaten ini  dijadikan provinsi.

Pangkalan militer itu juga memudahkan China berpatroli di seputar perairan yang mereka klaim. Dari foto-foto satelit,  tampaknya pangkalan ini sudah hampir rampung.

Kontroversi pangkalan itu sudah muncul sejak 2014  ketika mulai dibangun.   Jurnalis BBC Rupert Wingfield-Hayes pernah mengamati dari dekat bagaimana pemerintah Cina membangun pulau-pulau di atas batu karang pada tahun ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Ia menggunakan pesawat kecil dan memancing reaksi keras dan ancaman dari Angkatan Laut Cina. Pulau koral, karang, dan tumpukan pasir yang dikenal dengan nama Kepulauan Spratly itu adalah tempat yang sangat sulit didatangi. Sebagian dikuasai Vietnam, yang lain oleh Filipina, satu pulau oleh Taiwan, dan tentu saja ada sejumlah pulau yang dikuasai Cina.

Dan benar,   militer Cina selalu menjaganya. Pesawat kecil yang digunakan Rupert mendapat peringatan berkali-kali dari militer Cina melalui radio.  Pilotnya harus berkelit dan meyakinkan mereka bahwa pesawatnya membawa penumpang sipil.

Kini dari foto satelit google, pangkalan ini sudah bisa dilihat.  Dengan basis penguasaan ini, menyulitkan negara-negara lain memperebutkan hak di perairan China Selatan. Penyelesaian lewat jalan diplomasi dan perundingan memerlukan waktu lama. Cara konfrontrasi cukup berbahaya juga karena bisa menyulut pertikaian di kawasan ini yang berkepanjangan.

 

****

 

Ikuti tulisan menarik Anas M lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB