Janggalnya Kasus Lina Jubaedah: Soal Kejang-kejang, Uji Racun dan Motif

Sabtu, 11 Januari 2020 10:26 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kasus Lina Jubaedah telah menyedot perhatian masyarakat setelah polisi turun tangan untuk mengusut penyebab kematian. Penyelidikan polisi itu   atas laporan anak kandung Lina, Rizky Febian, yang menganggap  ada yang janggal. Misalnya ada lebam di bibir almarhumah.

Lina  meninggal dunia pada Sabtu, 4 Januari 2020. Mantan istri pelawak Sule ini dikabarkan meninggal setelah shalat subuh. Almarhumah sempat dibawa ke Rumah Sakit Al Islam Bandung. Namun, saat di perjalanan, Lina dinyatakan sudah meninggal.

Akibat laporan  Rizky,  makam Lina pun dibongkar, lalu jenazah almarhum diotopsi.  Pekan ini, polisi pun  telah memeriksa  saksi-saksi dan menyita barang bukti seperti dalam proses penyelidikan  kasus kriminal.

Kasus ini menjadi agak keruh karena fakta di seputar kematian bercampur dengan kecurigaan.  Hal ini  bisa dipahami karena baru belakangan pula hubungan Lina dengan anak-anak mulai membaik. 

Sebelumnya,  putra-putri Lina lebih dekat dengan Sule. Adapun Lina sendiri, yang berumah tangga dengan Teddy, sudah memiliki buah hati.  Sejak  menikah dengan Teddy, dikabarkan juga hubungan  Lina dengan ibu dan saudaranya  juga agak renggang

Selanjutnya: kejang dan pingsan

<--more-->

Soal kejang dan pingsan
Suami Lina, Teddy telah membeberkan  peristiwa yang terjadi beberapa jam sebelum Lina meninggal.   Malam harinya, Lina  tidur  dari jam 18.00  hingga tengah malam.  Sekitar jam 24.00  bangun, untuk Salat  Isya.   Menurut Teddy,  Lina sempat menengok  si kecil. Habis itu, Lina tidur lagi.

Nah, sekitar jam 3.30,  Lina bangun lagi.  Lapar.  Dia minta teh hangat.  Teddy membuatkannya.  Habis makan itu, Lina  terus Subuh.   Setelah itulah,  Lina pingsan, lalu di bawa ke rumah sakit.  “ Pas sampai sana, dokter bilang sudah nggak ada.  Kata dokter, mungkin diperjalanan, meninggalnya, “ ujar Teddy.

Ada perbedaan versi sedikit saja, yakni soal kejang-kejang yang tidak diungkapkan oleh  Teddy.   Menurut Rizky Febian, ia  mendapatkan informasi dari adiknya (Putri Delina) bahwa ibunya mengalami kejang sebelum jatuh pingsan.

"Cerita Putri yang lihat langsung, Mama sehat, jam tiga subuh itu Mama masih keluar makan, bercanda, kemudian salat subuh," tutur  ujar Rizky .


Kalau kita analisis,  tidak ada kejadian yang menonjol sebetulnya  di situ.  Kejang dan pingsan termasuk gejala yang medis  yang normal sebelum orang meninggal, tergantung penyakitnya.   Orang yang meninggal karena jantung atau stroke, bisa juga mengalami kejang sebelum meninggal.

Teddy sebelumnya juga mengungkapkan bahwa Lina memiliki penyakit lambung dan pernah dibawa ke dokter.  Ia juga mengatakan bahwa isterinya pernah chek up dan  tidak ditemukan penyakit jantung.

Secara umum, penyakit  lambung atau maag tidak bisa memicu kematian mendadak. Logikanya, mungkin ada penyakit lain yang memicu kematian Lina.  Kita juga belum tahu pasti apakah medical check up nya saat itu akurat.

Saksi-saksi saat peristiwa
Poresta  Bandung telah menyita bukti-bukti seperti CCTV di rumah Lina dan Hp Teddy.  Polisi pun telah memeriksa Teddy dan Putri (adik Rizky) yang malam itu tidur di rumah Lina. Ada juga pacara Putri di situ.  Melihat banyaknya saksi, semestinya tidak sulit polisi untuk mengklarifikasi kasus ini.

Sejauh ini tidak terlihat ada kejanggalan yang menyolok, berdasarkan  pengakuan Teddy maupun  penjelasan Rizky di seputar proses kematian.  Yang mencurigkan cuma soal lebam.  Tapi lebam ini juga bisa dipicu oleh  serangan penyakit yang membikin Lina meninggal.

Selanjutnya:  uji racun dan motif

<--more-->

Pemeriksaan kadar racun
Dalam proses otopsi, pemeriksaan kadar racun dalam tubuh  korban merupakan suatu yang wajar saja. Apalagi, korban sudah sempat dikubur.  Jadi sekaligus saja, pengambilan sampelnya.  Biasanya proses pengujian toksikologi memang memerlukan waktu agak lama. Pengujiannya agak njelimet.


Dengan kata lain,  tampaknya pemeriksaan itu bukan karena ada kecurigaan awal dari polisi  bahwa Lina telah diracun atau keracunan.    Tapi otopsi menyeluruh, pemeriksaan luar dan dalam, termasuk kadar racunnya, akan mempermudah dan mempercepat  penyelidikan.

Semua itu  akan dipadukan dengan hasil pemeriksaan saksi-saksi seputar proses kematian.

Motif  di balik kasus Lina
Sejauh ini tidak ada motif yang menonjol di balik kematian itu.   Orang yang paling dicurigai  tentu saja Teddy. Hanya, tidaklah terlalu kuat untuk menduga dia berbuat buruk terhadap isteri sendiri, sementara  pasangan ini tengah memiliki si kecil. Kebetulan pula hubungan Lina dengan anak-anaknya dari perkawinannya dengan Sule malah  membaik.

Kejanggalan  kasus Lina justru karena masalah yang sebetulnya bisa diklarifikasi dengan pertemuan keluarga dan melihat rekam medis almarhumah dengan teliti,  tapi justru menjadi ke urusan polisi.  Bahkan perlu diotopsi.

Kesimpulan penulis  ini berdasarkan fakta-fakta dan pernyataan yang muncul sejauh ini, kecuali jika nanti ada temuan yang signifikan dari hasil otopsi atau penyelidikan polisi.

***

 

Bagikan Artikel Ini
img-content
Dian Novitasari

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler