x

media

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 14 Januari 2020 13:30 WIB

Saat Media Mainstream Semakin Memihak

Banyaknya persoalan di negeri ini, diiringi semakin banyaknya media mainstream

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Setiap saya membaca tulisan/artikel khususnya di media online, tentang apapun yang menyangkut kemaslahatan umat, kebaikan bersama yang berdasarkan pada kebenaran yang banyak diaamiini rakyat, bertujuan mendeskripsikan hal-hal yang seharusnya terjadi dan seharusnya tak terjadi, serta memberikan sedikit solusi alternatif, terlebih bila mengungkit persoalan pemimpin yang zalim di negeri ini, maka apapun yang tertulis tersebut kurang menjadi "penting" bagi media yang menyediakan rating artikel. 

Sementara di berbagai media massa, baik cetak, online, maupun layar kaca, kini lebih banyak tersaji tampilan berita maupun diskusi yang lebih banyak menyorot sepak terjang yang baik-baik saja dari pihak penguasa. Sejatinya ironis. Sebab, apa yang mereka tulis di media massa berangkat dari fakta dan data, ditunjang logika serta kebenaran lebih banyak disingkirkan. 

Sehingga niat berbagi mereka, yang lebih penting dari pada tulisan mereka yang dianggap tak penting oleh sebuah media, usut punya usut, ternyata media bersangkutan tergolong media mainstream. Lebih konyol, media massa mainstream tersebut ternyata memang sudah menjadi bagian dan pendukung elite-elite partai politik yang mempunyai berbagai kepentingan diri, kelompok, dan golongan. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sangat terasa, saat mereka menulis artikel penting dan pembacapun mengamini karena itulah deskripsi aktual yang sedang terjadi di negeri ini, maka artikel itupun tak ditayangkan atau tayang namun teronggok sebagai artikel biasa. 

Terlebih bila artikel lebih menyorot kepada pihak yang tak didukung oleh media mainstream. Bila artikel isinya menulis hal tidak  baik dari sesuatu rezim atau hal-hal baik yang tak membela pemerintah karena sejatinya salah, maka jangan harap artikel itu akan memiliki rating meski tetap tayang. 

Dari pengalaman terdahulu, era rezim sebelumnya, hampir semua media massa menjadi corong untuk semua. Berita dan artikel negatif maupun positif tentang hal yang dilakukan pemerintah untuk masyarakat, tentu akan tetap ber-rating. 

Sayang, saat rezim sekarang, sangat terasa adanya media massa yang memberikan informasi tidak seimbang atau hanya memberikan informasi untuk kebaikan pemerintah. 

Mementingkan elektabilitas petahana, mempublikasikan berita tentang petahana tanpa ada kejelekan sama sekali. Sangat terasa, kini media massa mainstream sudah dikuasai rezim, tidak ada kenetralan atau kezaliman media massa di era rezim sekarang hanya mementingkan penguasa. 

Pertanyaannya, di mana diletakkan kode etik jurnalistik dan UU Pers? Sebab media massa mainstream, kini hanya menjadi kendaraan dan kepentingan politik praktis. Tidak lagi memberikan informasi yang terjadi di luar publik.  Hilang netralitas dan tidak mengikuti tentang kebijakan UU Pers dan kode etik jurnalistik. Menyedihkan. Media jenis ini, kini semakin bergigi.

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler