Peran Heru Hidayat
Heru Hidayat dikenal sebagai Presiden Komisaris PT Inti Agri Resources Tb .Berdasarkan data situs resmi PT Trada Alam Minera (TRAM), Heru Hidayat juga pernah menjabat komisaris utama perusahaan.
Lulusan Teknik Industri dari Universitas Surabaya pada tahun 1994 itu terseret kasus Jiwasraya karena menampung investasi perusahaan plat merah itu di PT Trada Alam Minera. “Ini dilakukan di pasar negosiasi melalui manajer investasi,” kata Direktur Utama Jiwasraya Hexana Tri Sasongko dalam sebuah diskusi di Jakarta pada 27 Desember 2019 kepada Tempo.
Saat ini saham TRAM berada dalam level terendah. Harganya hanya Rp 50 per lembar. Hexana menyebut manajemen lama memang kerap membeli saham gorengan dengan risiko tinggi. “Ketika market jatuh, dia belum tentu bisa naik lagi,” ucapnya.
Badan Pemeriksa Keuangan dalam audit 2016 menemukan Jiwasraya juga pernah berinvestasi melalui 14 reksadana ke Inti Agri Resources atau IIKP. Total kepemilikannya di saham perusahaan pembiakan ikan arwarna itu sempat mencapai 49,26 persen.
Saham PT Inti Agri Resources Tbk juga dimiiki oleh PT Asabri (Persero) sebesar 5,44%. Sementara Heru Hidayat memiliki saham di sini sebesar 2,94%, sementara publik 88,26% per 31 Desember 2019.
Peran Benny Tjokro
Bos PT Hanson International Benny Tjokrosaputro dikait-kaitkan dengan skandal dua perusahaan BUMN asuransi PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dan PT Asabri (Persero).
Sesuai informasi Bursa Efek Indonesia, Benny memiliki saham PT Hanson sebanyak 4,25 persen. Saham perusahaan ini selebihnya yakni 5,401 persen dipegang Asabri, dan saham sisanya dimiliki publik sebanyak 90,349 persen. Saham Hanson International juga termasuk kategori sebagai saham gocap aliasnya nilainya berada pada harga terendah perdagangan saham Rp 50 per lembarnya.
Hanson tercatat dalam hasil audit Badan Pemeriksa Keuangan terhadap laporan keuangan Jiwasraya tahun buku 2014-2015. Pasalnya, Jiwasraya menyerap sebagian besar Medium Term Note (MTN) atau surat berharga berjenis utang PT Hanson dengan menggelontorkan dana Rp 680 miliar.
Transaksi ini dinilai tak memenuhi aspek legal, tak mempertimbangkan kinerja Hanson yang buruk, dan berpotensi menyebabkan Jiwasraya merugi jika sampai terjadi gagal bayar.
Keberadaan Benny di Jiwasraya diketahui tidak hanya lewat MTN tersebut. Jiwasraya juga memegang sebagian saham MYRX lewat sejumlah reksa dana. Pergerakan naik saham MYRX setiap akhir tahun ditengarai turut membuat hasil investasi Jiwasraya terlihat kinclong.
Kuasa hukumnya Muchtar Arifin mengatakan bahwa Benny sebetulnya terkait kasus dugaan korupsi di perusahaan asuransi jiwa milik pemerintah tersebut. Soal MTN, kata dia, sudah beres. "Sebetulnya nggak ada kaitan apa-apa, nggak ada perannya untuk merugikan PT Jiwasraya, nggak ada," ujar ujar Mochtar Arifin, 14 Januari 2020.
***
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.