Jago akting, tapi mewek
Hubungan Toto dan Fanni bukanlah suami-isteri kendati kedunya menjadi raja dan ratu. Saat DEC beroperasi, Fanni belum terlihat. Fanni muncul bersama Toto dalam urusan Koperasi Jasa indo Kor Rakyat (KJ- INKOR). Koperasi ini pernah mengadakan pelatihan penanaman padi dan cabe bersama organisasi Srikandi Markas Besar Laskar Merah Putih (LMP) di Prambanan, 11 April 2018.
Menurut berita itu kegiatan tersebut didukung oleh Prof R.Toto Hadiningrat sebagai Pembina KJ-INKOR yang di dampingi Fanni Aminadia, BA. MH selaku Ketua Pusat KJ-INKOR.
Saat menjadi deklarasi Keraton Sejagat, Fanni tampil dengan pakaian bak seorang permaisuri sungguhan. Ia menaiki seekor kuda berada di samping rekan prianya itu. Seperti ditelusuri oleh jogja.suara.com, ia rupanya pernah menjadi penulis, kreator hingga sutradarsas film dokumenter.
Beberapa film dokumenter yang telah ia sutradarai mulai dari Harapan di Seberang Jembatan (documentary), Inspiring People, Mentawai the Hidden Paradise, Hebatnya Indonesiaku (Dancow Edu Documentary).
Pada 2015, Fanni Aminadia juga didapuk menjadi mentor dalam kelas akting yang dibuka oleh Toedjoeh Management. Di kelas itu, ia mengajarkan cara untuk memahami karakter, improvisasi dialog atau vokal, bahasa tubuh, blocking kamera, membaca naskah hingga masalah teknis lainnya dalam dunia seni peran.
Dari akun media sosial miliknya, Fanni Aminadia juga sempat mengunggah beberapa kegiatannya saat sedang menjalani syuting. Ada pula beberapa foto yang menunjukkan ia sedang memandu kelas akting. Tapi, saat ditangkap, tidak setegar Raja Toto, Fanni tampak mewek.
Selain aktif di laskar Merah Putih, Belakangan, terungkap Fanni yang mengaku sebagai lulusan UNSW Art and Design tahun 2001 mempunyai warung makan angkringan yang diberi nama Angkringan Ambu Pare di Godean, Sleman, Yogyakarta.
Warung angkringan itulah yang dijadikan sebagai tempat tinggal Fanni bersama dengan Totok. Di sana, mereka juga sering mengadakan kegiatan kerajaan dengan dalih syuting film kolosal. Bahkan, menurut warga setempat, rumah ini sering dijaga oleh orang-orang berseragam, yang rupanya anggota Keraton Sejagat.
***
Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.