x

Perang Drone Laut

Iklan

Anung Suharyono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 14 Oktober 2019

Jumat, 17 Januari 2020 05:43 WIB

Konflik Natuna: Kapal Ikan Cuma Kedok? China pun Punya Drone Mata-mata Laut

Akhir-akhir ini, media China atau Tiongkok memberitakan tentang pemberian hadiah bagi yang menemukan "alat mata-mata asing." Di balik berita di media resmi China itu, ada sesuatu yang dipenuhi tanda tanya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Akhir-akhir ini, media China  atau Tiongkok memberitakan tentang pemberian hadiah bagi  nelayan yang menemukan "alat mata-mata asing."  Nelayan yang  beruntung  mencapai 11 orang, satu perempuan dan selebihnya laki laki. Mereka menemukan tujuh alat.

Menurut BBCIndonesia,  sayembara seperti itu bukan yang pertama.  Pada 2018, sebanyak 18 orang diberi hadian karena menemukan sembilan alat. Hadiah  diperebutkan  mencapai sekitar 500.000 yuan atau sekitar Rp1,2 miliar, sekitar 17 kali lebih tinggi dari pendapatan rata-rata di China.

Negara  Tiongkok rupanya sedang membersihkan mata-mata di bawah laut yang berupa drone. Tak hanya memerangi drone dari negara lain, China sendiri  diduga banyak menebar drone di laut.  Negara ini juga punya milisi maritim sipil  yang bisa juga berkedok sebagai nelayan pencara ikan.

Dalam strategi pertahan dan pertarungan  gobal, drone di laut memang penting.  Nah, Indonesia tampaknya  belum  terlalu peduli soal ini.  Padaha, benda  yang diduga drone dari China  pernah sampai di perairan Bintan, Riau tahun lalu.

Menghadang mata-mata  musuh
Pembersihan drone  itu dilakukan China di perairan yang  menghadap ke Jepang dan Korea Selatan, sementara letak Taiwan sekitar 1.000 kilometer di selatan. Letak geografis seperti ini dan besarnya kehadiran Amerika Serikat di kawasan menjelaskan mengapa para nelayan sering menemukan alat mata-mata ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dikutip oleh  BBC,  pakar dan konsultan regional Alexander Neill mengatakan mungkin alat ini berasal dari "Kapal Angkatan Laut AS, pasukan keamanan Jepang atau mungkin Taiwan, karena di wilayah ini terjadi persaingan tinggi."

Pada 2009, Angkatan Laut AS  pernah mensponsori penelitian drone bawah laut, yang dikenal sebagai "alat bawah laut tak berawak", "unmanned undersea vehicles (UUV)". Penelitian ini merekomendasikan tujuh cara penggunaan UUV untuk melacak  kapal selam musuh, memonitor kabel laut, hingga mengerahkan perlengkapan mata-mata.

Sebagian nelayan sendiri adalah bagian dari militer dan hal ini menjelaskan mengapa mereka terus menemukan alat militer ini.

Selanjutnya: milisi sipil maritim  China

Ikuti tulisan menarik Anung Suharyono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler