x

cover buku Nina Wang

Iklan

Handoko Widagdo

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 17 Januari 2020 08:37 WIB

Kerja Keras, Cinta dan Harta - Kisah Tragis Nina Wang Perempuan Terkaya se-Asia

Kisah hidup Nina Wang yang berjuang dari kemiskinan, hidup bahagia dalam pernikahan yang penuh cinta dengan Teddy Wang, kaya raya, tetapi hartanya jadi rebutan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Judul: Kisah Tragis Nina Wang

Penulis: Agnes Davonar

Tahun Terbit: 2012

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Penerbit: AD Publisher                                                                                           

Tebal: xxi + 235

ISBN: 978-979-056-088-8

Nina Wang atau Kung Yu Sum adalah seorang perempuan fenomenal yang hidupnya tragis. Perempuan yang gigih berjuang untuk memperbaiki hidupnya yang susah. Ia hidup bahagia dalam perkawinan yang penuh cinta dengan Teddy Wang.

Setelah sukses, perempuan yang dinyatakan sebagai perempuan terkaya di Asia oleh Forbes tersebut, justru mengalami badai hidup yang luar biasa. Suaminya diculik dan tidak pernah kembali. Mertuanya menggugat harta peninggalan sang suami. Setelah meninggal pun hartanya menjadi rebutan antara adik-adik Nina Wang dengan penasihat spiritual yang mengaku sebagai suaminya.

Kita bisa belajar tentang usaha, cinta dan harta dari kisah Nina Wang ini.

Nina Wang lahir dengan nama Kung Yu Sum sebagai seorang anak tomboy. Waktu kecil cita-citanya adalah menjadi tentara. Cita-cita yang tidak lazim bagi perempuan di masa itu. Nina Wang suka main sepakbola seperti lazimnya teman-teman lelakinya. Sebagai anak pertama dari 4 bersaudara, Nina Wang hidup susah. Bisnis orangtuanya yang terpuruk karena perang membuat ia harus bekerja sambil sekolah. Ia berjualan bakpau, sebelum akhirnya ia bisa bekerja di Hong Kong.

Di Hong Kong ia bekerja keras dan hidup hemat. Ia bertemu dengan Teddy Wang, teman SD-nya dan kemudian menikah dengannya. Mereka berdua membangun bisnis property hingga menjadi pengusaha property paling sukses di Hong Kong. Mereka tidak dikaruniai anak, karena Nina Wang mempunyai masalah dengan rahimnya. Namun kehidupan rumah tangganya dengan Teddy Wang penuh dengan cinta. Teddy Wang juga tidak perduli mereka tidak mempunyai keturunan.

Pertemuan pertamanya dengan Teddy Wang terjadi saat ia SD. Di SD itulah ia berteman dekat dengan Teddy Wang. Saat mereka mengunjungi sebuah tempat hiburan di Shanghai. Teddy yang mengagumi lukisan seorang perempuan yang rambutnya dikepang. Nama aktris tersebut adalah Nina Lang.

Karena terinspirasi dengan gambar Nina Lang, maka Kung Yu Sum memutuskan untuk mengganti namanya menjadi Nina. Ia pun mengubah penampilannya menjadi seperti aktris tersebut, yaitu mengepang rambutnya. Saat itu budaya Barat memang sedang melanda Tiongkok. Penggunaan nama Barat dan pakaian Barat mulai digandrungi oleh orang-orang Tiongkok di Shanghai dan sekitarnya. Sejak mengganti penampilan itulah hubungan Teddy dengan Nina semakin dekat.

Sayang, Teddy harus pindah ke Hong Kong mengikuti keluarganya. Sepeninggal Teddy, Nina melanjutkan hidup dengan gairah yang kurang. Ia menyelesaikan sekolahnya dan bekerja di sebuah pabrik garmen. Di perusahaan ini ia mendapatkan beasiswa untuk melanjutkan kuliah disain garmen. Sayang sebelum kuliahnya selesai, perang membuat beasiswanya terhenti. Ia berjualan bakpao untuk membiayai kuliahnya sampai lulus.

Sebenarnya Teddy pernah datang ke Shanghai untuk mencari Nina. Namun sayang Teddy tidak menemukan Nina. Tapi Teddy bertemu dengan Afan, teman SD-nya. Teddy sempat menitipkan surat kepada Afan untuk Nina. Nina mencoba menjawab surat tersebut tetapi ia tidak pernah mendapatkan jawaban.

Nina tetap berharap bahwa suatu hari nanti bisa bertemu dengan Teddy. Itulah sebabnya ia menolak perjodohan yang diatur oleh ibunya. Harapannya bertemu dengan Teddy benar-benar terpenuhi saat Nina bekerja di Hong Kong. Sayangnya Teddy sudah memiliki tunangan. Namun beberapa waktu kemudian Teddy justru mengajaknya menikah, karena ia sudah putus dengan tunangannya.

Saat mereka menikah, Teddy sudah menjadi pengusaha property yang cukup sukses. Teddy mengelola bisnis property melalui perusahannya Chinachem. Setelah menikah, bisnis Teddy semakin sukses. Nina sempat membantu bekerja di perusahaan suaminya. Namun karena sakit, ia kemudian memutuskan untuk tidak lagi bekerja.

Kesuksesan Teddy membuatnya menjadi incaran para bandit. Teddy diculik saat berolah raga. Setelah Nina memberikan uang tebusan, Teddy dibebaskan. Mereka hidup dengan lebih hati-hati. Namun Teddy diculik untuk kedua kalinya. Kali ini saat ia pergi memancing dengan teman-temannya. Meski uang tebusan sudah dikirimkan, namun Teddy tidak pernah kembali. Akhirnya Teddy dinyatakan meninggal.

Sejak Teddy meninggal, bisnis dikelola oleh Nina. Saat itulah perseteruan Nina Wang dengan mertuanya mulai merebak. Mereka saling gugat di pengadilan. Nina Wang memenangkan persengketaan perebutan harta ini. Nina Wang melanjutkan bisnis property suaminya. Ia menjadi sangat dekat dengan ahli fengsui bernama Tony Chan. Menurut pengakuan Tony Chan, hubungan mereka sudah seperti hubungan suami istri. Itulah sebabnya Tony Chan berupaya merebut harta warisan Nina Wang saat Nina Wang meninggal pada usia 69 tahun. Namun pengadilan memutuskan bahwa harta warisan Nina Wang diserahkan kepada Yayasan yang dikelola oleh adik-adik Nina Wang.

Kisah Nina Wang ini memberi beberapa pelajaran kepada saya. Pertama, usaha dan kerja keras akan mengubah hidup kita menjadi lebih baik. Apalagi jika kerja keras tersebut dilakukan dengan mengejar pendidikan. Nina Wang adalah contohnya. Ia bekerja keras sampai bisa bekerja di Hong Kong dan kemudian bertemu kekasih masa kecilnya Teddy Wang. Teddy Wang sendiri adalah contoh pengusaha yang bekerja keras untuk mengembangkan kesuksesannya.

Pelajaran kedua yang saya dapatkan adalah tentang cinta. Cinta antara Teddy dengan Nina tidak dipengaruhi oleh apa pun. Saat Nina sakit dan rahimnya diangkat, Teddy tetap menunjukkan cintanya. Teddy selalu mengatakan bahwa ia mencintai Nina untuk selamanya.

Pelajaran ketiga adalah tentang harta. Meninggalkan harta tidak serta-merta membuat keluarga yang ditinggali menjadi bahagia. Sebab harta sering menimbulkan sengketa. Masing-masing pihak berupaya menguasai harta peninggalan tersebut. Keserakahan sering muncul ketika melihat harta.

 

Ikuti tulisan menarik Handoko Widagdo lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

3 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB