Kemungkinan hipertensi
Teddy Pardiyana mengungkapkan bahwa pada 21 November 2019, Lina pernah masuk Instalasi Gawat Darurat (IGD) karena asam lambungnya naik. Ia sempat diberi obat, dan rupanya Lina masih merasa tak enak badan, sehingga dokter memberikan obat tambahan.
Nah pada 11 Desembe 2019, Lina juga mengalami sesak dan dibawa ke Rumah Sakit Santosa untuk menjalani rawat inap selama satu hari.
"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Teddy ..
Kalau benar, angka itu cukup tinggi bagi penderita hipertensi. Sebagai patokan sebagai berikut:
Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.
Yang jelas dokter di RS Al Islam Bandung telah mendiagnosa bahwa Lina menderita hipertensi. Penyebab kematian, "Kemungkinan bisa macam-macam. Data di kami riwayat ada hipertensi (tekanan darah tinggi)," ucap dokter Guntur Septapati dari RS Al Islam.
Sebelumnya Teddy juga mengungkapkan bahwa Lina makan masakan Padang sebelum meninggal. Masakan berlemak memang bisa memicu tekanan darah tinggi.
Harus minta maaf
Jika hasil otopsi tak menemukan kejanggalan, Teddy mengatakan bahwa dirinya sudah memaafkan Rizky Febian. Ia juga mengungkpan bahwa proses otopsi tidaklah sembarangan. "Kalau saya sendiri sih enggak tega, ibaratnya harus udah tenang," ujarnya.
Ia menegaskan jika hasil autopsi Lina tak ada kejanggalan, ia mengaku tak masalah. "Kalau emang nanti enggak ada apa-apa emang baik-baik aja. Saya dari sekarang sih sudah memaafkan A Iky nya, cuma A Iky sendiri harus minta maaf sama ibunya," kata Teddy.
***
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.