x

Liburan bersama keluarga (Foto: Shutterstock)

Iklan

Dive Digital

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 19 Januari 2020

Senin, 20 Januari 2020 08:15 WIB

Menciptakan Keluarga Bahagia Sampai Tua

Usia lanjut merupakan tahap akhir proses penuaan, dimana kematangan paling akhir terjadi di sini. Pada tahap ini pun, merupakan tahap dimana seseorang telah bisa menuai hasil dari pekerjaannya di masa lalu.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Usia lanjut merupakan tahap akhir proses penuaan, dimana kematangan paling akhir terjadi di sini. Pada tahap ini pun, merupakan tahap dimana seseorang telah bisa menuai hasil dari pekerjaannya di masa lalu. Ada yang merasa bahagia dengan hasil usahanya, karena pada masa mudanya dulu dilalui dengan bekerja keras dan mendidik anak-anaknya dengan baik. Ada juga yang masa tuanya penuh dengan kesengsaraan dan kegelisahan, dikarenakan masa mudanya dulu diisi dengan kemalasan dan ketidakseriusan.

Masa lanjut usia merupakan masa dimana seseorang selalu mengingat masa lalunya. Mereka sangat senang sekali menceritakan masa hidup mereka kepada anak-anaknya, cucu-cucunya, dan kerabat dekatnya.

Baca Juga: Gerai Starbucks Bandung

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Masa lalu merupakan masa kejayaan mereka. Masa dimana mereka masih bisa melakukan berbagai hal untuk kelangsungan hidup mereka, tidak seperti sekarang ini. Ada yang menceritakan bahwa dulu mereka pernah menjadi pejuang yang telah berjasa memperjuangkan Indonesia untuk merdeka, ada yang menceritakan dulu mereka adalah orang yang berwibawa di daerahnya, dan ada pula yang menceritakan bahwa mereka dulu merupakan seorang kembang desa di wilayahnya yang banyak diperebutkan oleh banyak laki-laki.

Mereka menceritakan kepada kita tentang samua itu, bukan berarti mereka pamer, namun mereka hanya ingin kita sebagai penerus mereka, agar bisa mencontoh perbuatan mereka dalam segi yang positif serta harus lebih baik lagi dari mereka.

Segi biologisnya menjelaskan bahwa masa lanjut usia merupakan tahap akhir dari suatu perkembangan. Dimana semua aspek biologis yang menyangkut aspek fisiologis dalam diri seseorang yang telah lanjut usia mengalami penurunan. Rambut mulai tumbuh uban, kulit mengalami keriput dan tidak kencang lagi, gigi mulai tanggal, gusi menyusut, pendengaran mulai menurun dan penglihatanpun mulai rabun.

Hal ini terjadi karena semakin tuanya umur seseorang. Bagi mereka, yang paling berpengaruh ketika tua itu adalah kondisi kesehatan yang sering mengalami penurunan yang berpengaruh pada pekerjaan yang dilakukan mereka sehari-hari. Melemahnya otot-otot dan sendi juga menjadi faktor selanjutnya. Mereka tidak mampu lagi melakukan hal-hal yang berat, berjalan pun sangat lamban sekali.

Aspek sosiologisnya yaitu pada masa lanjut usia ini, merupakan masa dimana seseorang merasa dituakan. Mereka terkadang dijadikan contoh bagi masyarakat di sekitarnya dikarenakan semakin tua usia, maka semakin banyak pengalaman yang pernah didapat. Bagi yang mempunyai kualitas ilmu yang baik, mereka bisa dijadikan masyarakat sekitar sebagai tokoh masyarakat atau sesepuh dan bisa dimintai oleh warga sekitar untuk sekedar musyawarah mengenai suatu masalah. Hal ini dikarenakan semakin tua, maka semakin bijaksana.

Baca Juga: Service Center Samsung Bandung

Aspek psikologisnya menjelaskan bahwa pada masa lanjut usia merupakan masa dimana seseorang merasa kesepian dan merasa gelisah, dikarenakan pekerjaan yang sering dilakukan dan sudah merupakan rutinitas sehari-hari, sebentar lagi akan memasuki masa pensiun. Anak-anak pun sudah mulai besar dan sudah mempunyai keluarga sendiri. Umurpun sudah semakin tua dan akan semakin tua lagi. Mereka berpikir, bekal apakah yang akan mereka bawa untuk kembali kepada Tuhannya nanti. Selain itu, karena kondisi yang sudah semakin melemah, tidak memungkinkan untuk melakukan aktivitas sehari-hari seorang diri. Harus membutuhkan bantuan orang lain.

Terkadang anak-anak mereka berinisiatif untuk memasukkan mereka ke panti jompo agar ada yang mau mengurusi mereka. Orang-orang sekitarpun kadang sudah tidak memperdulikannya. Dahulu, mereka mempunyai wibawa di masyarakat karena pekerjaannya atau karena hal lain, kini wibawa itu semakin sarat dan hilang seiring berjalannya waktu. Hal inilah yang membuat mereka sedih dan gelisah.

Mereka tidak menampakkan kesedihan mereka dikarenakan mereka menyadari bahwa mereka sudah banyak merepotkan kita dengan hadirnya mereka di antara kita. Mereka ingin kita sebagai penerus mereka untuk sibuk dengan menuntut ilmu agar bisa lebih baik daripada mereka daripada harus sibuk untuk mengurusi hidup mereka. Subhanallah... betapa bijaksananya mereka orang-orang tua kita yang lebih mementingkan kualitas hidup kita nantinya daripada hidup mereka sendiri.

Kita sebagai orang-orang yang lebih muda, orang-orang yang akan menjalani hidup seperti mereka, sebaiknya lebih berusaha untuk bisa bersungguh-sungguh, baik dari segi menuntut ilmu, bekerja, kesehatan, beribadah, mendidik anak, hubungan di masyarakat dan dari segi aspek yang lainnya, agar kelak di masa tua kita, kita bisa memanen hasil dari kerja keras yang telah kita lakukan di masa dulu. Agar masa tua kita diisi oleh hal-hal yang bahagia, ada anak-anak, cucu, dan kerabat dekat  kita di samping kita yang selalu menemani kita, masyarakat pun menghormati kita dan ketika mati pun kita bisa lebih siap lagi untuk bertemu dengan Tuhan kita, Allah SWT.

Orang tua kita sekarang ini lebih menderita daripada orang tua-orang tua kita jaman dulu. Bagaimana bisa? Hal ini disebabkan anak-anaknya sudah tidak peduli lagi dengan keadaan. Sibuk dengan kehidupannya sendiri, sibuk dengan keluarganya, sibuk dengan pekerjaannya, dan terlalu sibuk dengan dunianya. Padahal pada masa ini, merupakan masa dimana orang tua sangat ingin sekali ditemani.

Masa dimana merasa kesepian karena telah kehilangan pekerjaannya, sehingga tidak dapat melakukan kegiatan-kegiatan yang menyibukkannya. Walaupun terkadang orang tua kita menyuruh kita untuk jangan menghiraukannya dan berbahagialah dengan kehidupan kita, namun kita seharusnya yang lebih peka dengan keadaan ini. Kita yang seharusnya lebih menyadari akan hal ini. Jika orang tua kita sudah memasuki masa lanjut usia, disinilah peran bakti kita dibuktikan. Walaupun dengan apapun yang kita lakukan, selamanya tidak akan pernah bisa menebus jasa yang telah orang tua kita lakukan untuk kita.

Setidaknya kita selalu ada untuk mereka dan membaktikan diri kita untuk mereka. Ingatkah kita bahwa dulu ketika kita masih kecil, ketika kita masih belum mampu untuk melakukan apa yang kita inginkan sendiri, ketika kita tidak tahu apa yang sedang kita tatap, orang tua kita lah yang ada untuk kita, membantu kita dan memberikan pelajaran kepada kita hingga kita bisa melakukan berbagai aktivitas sehari-hari kita sendiri. Menjawab segala pertanyaan yang terlontar dari mulut kita dengan penuh sabar karena kita selalu melontarkan pertanyaan yang sama setiap detiknya.

Baca Juga: Bandung Indah Plaza BIP

Mereka sabar, mereka selalu tersenyum, mereka selalu tenang. Mereka yakin, apa yang mereka lakukan ini kepada kita adalah untuk kebaikan kita nanti. Masih inginkah kita memasukkan orang tua kita ke panti jompo karena kita terlalu sibuk dengan urusan kita. Betapa bodohnya kita jika seperti itu. Menyia-nyiakan waktu yang seharusnya diisi untuk bersama mereka, bercanda dengan mereka sebelum mereka tiada. Masih inginkah kita seperti itu?

Temanilah masa tua mereka, agar mereka bisa bahagia di sisa-sisa kehidupan mereka. Agar mereka bisa tersenyum saat malaikat maut menjemput mereka. Berbaktilah sebelum terlambat. Dengan semua itu, kelak ketika kita memasuki masa lanjut usiapun anak-anak kita akan berbakti kepada kita. Itulah berlakunya hukum karma, dimana kebaikan dibalas dengan kebaikan dan keburukan akan dibalas dengan keburukan.

Rereferensi : https://www.bandungekspres.com/

Ikuti tulisan menarik Dive Digital lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu