Dibangun di zaman Belanda
Sejarah lapangan Merdeka ditulis secara gamblang dalam tulisan di situsbudaya.id. Artikel itu menjelaskan bahwa Taman Medan Merdeka atau Lapangan Merdeka adalah lapangan yang dikelilingi berbagai kantor dan bangunan penting seperti Istana Merdeka, Mahkamah Agung, serta berbagai kantor kementerian negara. Di tengah Medan Merdeka terdapat Monumen Nasional. Lebar Medan Merdeka membentang sejauh satu kilometer.
Pada masa kolonial Hindia Belanda lapangan ini disebut Koningsplein (Lapangan Raja). Pada akhir abad ke-18 ketika pemerintahan Hindia Belanda memindahkan pusat pemerintahannya dari Batavia lama (kini kawasan Jakarta Kota) ke Weltevreden (kini Jakarta Pusat), mereka membangun beberapa bangunan penting termasuk fasilitas lapangan.
Menurut situsbudaya tersebut, dua lapangan utama di Weltevreden adalah Buffelsveld dan Waterloopein (kini Lapangan Banteng). Lapangan mulai dibangun pada masa pemerintahan Daendels di awal abad ke-19, Waterloopein menjadi lapangan utama yang digunakan untuk parade dan upacara.
Lapangan Waterloopein dijadikan warga kota sebagai tempat berkumpul pada sore hari untuk bersosialisasi dan berkuda. Adapun Buffelsveld (lapangan kerbau) pada 1809 dinamakan Champs de Mars oleh Daendels yang sangat dipengaruhi Perancis, dan digunakan sebagai lapangan untuk latihan militer.
Pada masa Penjajahan Jepang, lapangan di Monas itu diubah menjadi “Lapangan Ikada” (singkatan dari “Ikatan Atletik Djakarta”). Ketika Indonesia merdeka, Sukarno mengganti nama Lapangan Ikada menjadi “Medan Merdeka”. Sukarno menginginkan rakyat Indonesia yang baru saja merdeka memiliki sesuatu simbol yang menjadi kebanggaan bangsa, sebuah monumen untuk memperingati perjuangan untuk mencapai kemerdekaan.
***
Ikuti tulisan menarik Andi Pujipurnomo lainnya di sini.