x

Suasana jalanan kota Wuhan setelah semakin menyebarnya virus corona di Provinsi Hubei, Cina, 26 Januari 2020. Pemerintah setempat mengimbau warga Wuhan untuk tidak keluar dari rumah. obtained via Reuters

Iklan

Indonesiana

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 28 Januari 2020 10:10 WIB

Wuhan Seperti Kota Mati, Begini Para WNI di Sana Bertahan

Saat ini ada ratusan warga negara Indonesia yang berada di Wuhan, Cina, dan kota-kota sekitarnya. Mereka (bersama seluruh warga lain) terisolasi karena merebaknya serangan 2019-nCoV alias virus corona. Bagaimanakah mereka bertahan?

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Saat ini ada ratusan warga negara Indonesia yang berada di Wuhan, Cina, dan kota-kota sekitarnya. Mereka (bersama seluruh warga lain) terisolasi karena merebaknya serangan 2019-nCoV alias virus corona.

Laman Kompas.com melaporkan saat ini kota Wuhan seperti kota mati. Mengutip keterangan Rio Alfi, mahasiswa Indonesia di Wuhan, disbeutkan bahwa seluruh transportasi umum seperti kereta listrik dan bus sudah berhenti beroperasi. Otoritas setempat juga meminta penduduk tak keluar rumah jika tidak ada urusan mendesak.

"Sudah tiga hari Wuhan di-knocked down. Transportasi umum sudah ditutup. Baik kereta, bus, dan subway dihentikan untuk sementara waktu. Kabar terakhir yang saya terima di Wuhan mulai besok tidak bisa menggunakan kereta listrik lagi," kata Rio, hari Ahad, 26/01

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di tengah situasi semacam itulah para mahassiwa Indonesia yang berada di Wuhan dan kota-kota sekitarnya mesti bertahan. Ada beberapa langkah yang mereka lakukan, seperti dilaporkan dalam Koran Tempo, edisi Selasa, 28/01.

1. Mengandalkan bantuan KBRI dan kampus.

Para mahasiswa yang tergabung dalam Perhimpunan Pelajar Indonesia Tiongkok mengandalkan bantuan dari kampus dan Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Aditya Fahmi Nurwahid, mahasiswa pascasarjana Jurusan Jurnalistik dan Komunikasi di Universitas Wuhan, mengatakan kampus memberikan makanan secara cuma-cuma untuk para mahasiswa. Aditya mengatakan komunikasi dengan Kedutaan Besar Indonesia terus dilakukan untuk memastikan kebutuhan logistik dan peralatan medis tercukupi.

 

2. Memantau ssuhu tubuh secara rutin

Kampus-kampus juga menyediakan masker dan pemeriksaan kesehatan rutin. Muhammad Kamaluddin Ikhsan, mahasiswa Jurusan Clinical Medicine Hubei Polytechnic University, menyebutkan pemeriksaan rutin untuk memantau suhu tubuh itu dilakukan setiap pukul 13.30-14.30  waktu setempat.

3. Lebih banyak tinggal di asrama

Mereka lebih banyak tinggal di asraman karena kesehatan selalu dikontrol, disediakan masker, juga alkohol untuk mencuci tangan, Mereka juga berusaha menjauhi tempat yang ramai dikunjungi orang agar tak terjangkit virus corona.

4. Membuat Grup Percakapan

Para mahasiswa juga membuat grup percakapan di aplikasi pesan singkat untuk memantau keadaan satu sama lain. "Kami menjaga tetap fit, menghindari kontak agar tidak tertular," ujarnya.

Selanjutnya: Wuhan seperti kota mati

Ikuti tulisan menarik Indonesiana lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

2 jam lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB