x

guru nautika smkn 1 giritontro

Iklan

Hajar Budi

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Rabu, 29 Januari 2020 10:08 WIB

Guru Penggerak di Abad "Cendol Dawet"

Pidato mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia maju tepat pada hari Ulang Tahun Guru Republic Indonesia memberi harapan bagi kalangan guru di seluruh pelosok tanah air.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Pidato mentri Pendidikan dan Kebudayaan pada Kabinet Indonesia maju tepat pada hari Ulang Tahun Guru Republik Indonesia memberi harapan bagi kalangan guru di seluruh pelosok tanah air.  Ini benar–benar ungkapan hati  seorang guru diwakili sekaligus dirasakan dan di dengar langsung oleh  Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Mengapa demikian?

Sebab Keberadaan fungsi dan peran guru dalam dunia pendidikan merupakan salah satu faktor yang berpengaruh secara signifikan dan bersentuhan langsung dengan peserta didik.  Sebab guru merupakan kurikulum tersembunyi bagian terpenting dalam proses belajar mengajar, baik di jalur pendidikan formal, informal maupun nonformal.

Dalam setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan, guru tidak dapat dilepaskan dari berbagai hal yang berkaitan dengan eksistensinya sebagai guru. Sebab tugas utama seorang guru adalah mengajar dan mendidik. Sebuah Kalimat serupa tapi berbeda makna. Mendidik  merupakan panggilan jiwa yang unik dalam pribadi dan pengabdian yang lahir dari hati nurani yang bobotnya adalah pembentukan sikap mental/kepribadian bagi anak didik bukan sekadar profesi apalagi semata–mata hanya mengharapkan gaji. Sedangkan mengajar bobotnya penguasaan pengetahuan, ketrampilan dan keahlian tertentu yang berlangsung bagi semua manusia pada semua usia.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Lantas seperti apa pemahaman terhadap guru? Guru memiliki posisi sebagai intelektual akademisi sekaligus sebagai pesuruh. Alih-alih mengadopsi makna civil servant (pelayan masyarakat), guru di masa kini lebih terlihat sebagai pesuruh pemerintah yang menjalankan segala tuntutan kurikulum dengan kaku yang selalu bergonta-ganti. Sehingga guru acapkali meninggalkan siswanya belajar mandiri di kelas, sebab guru disibukkan oleh urusan-urusan lain, entah urusan itu berkaitan langsung dengan pengajaran maupun urusan pekerjaan kedua di luar mengajar di kelas. Bahkan ini sudah menjadi “tradisi” dalam dunia pendidikan.

Frekuensi kemangkiran guru di dalam ruang kelas bukan tidak ada sebabnya. Seiring tingginya tuntutan pemerintah yang mewajibkan guru mulai harus mengikuti Pendidikaan Profesi Guru dalam Jabatan (PPGj) baik secara online maupun tatap muka. Guru wajib memenuhi administrasi kurikulum, personal, administrasi siswa, tata laksana, administrasi saran dan kegiatan hubungan sekolah-masyarakat yang meliputi akreditasi sekolah, Internasional standar organesasi (ISO), penilaian Kinerja Kepala Sekolah (PKKS) sehingga membuat para guru mengalami kelelahan fisik dan mental yang berimbas banyaknya kelas yang kosong pada saat jam kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung yang “ditinggalkan ” karena kesibukan guru. Tapi apapun alasannya, guru meninggalkan kewajiban mengajar di kelas tidak bisa dibenarkan. 

Tapi Bagaimana tidak, seorang guru sudah harus berada di lingkungan sekolah sebelum pukul 07.00 wib dan baru pulang sekolah paling cepat pukul 17.00 wib setiap hari. Tentu saja harus memiliki stamina tubuh yang sehat dan kuat agar tetap bisa menyampaikan materi pelajaran dengan kualitas sama baiknya dan sama primanya kepada peserta didik.

Belum lagi mendidik dan membimbing karakter anak yang berbeda latar belakang serta mengondisikan anak-anak juga tak kalah penting dibutuhkan  energy yang luar biasa. Kelelahan fisik ini masih pula ditambah beban pikiran yang harus mereka hadapi dirumah mengurus keluarga.

Akibat dari sibuknya guru diluar tugas utamanya mengajar dan mendidik, guru juga lupa dengan tugas lain seperti harus senantiasa meng-upgrade diri dengan membaca, melatih diri tentang metode dan model pembelajaran yang menarik sehingga dalam penyampaian pembelajaran cenderung  tidak variatif, tidak kreatif dan tidak inovatif  serta  monoton.  Dampaknya yang parah adalah siswa menjadi korbannya, tidak bisa menguasai kompetensi keahlian sesuai tuntutan jaman yang selalu berubah dengan cepat dan  korban terbesar adalah masyarakat sebagai pengguna purna pendidikan sebab  siswa yang dihasilkan tidak memenuhi harapan.

Namun apa yang terjadi saat ini? Bahwa fenomena saat ini banyak hal yang disukai siswa pada saat jam pelajaran tidak ada gurunya alias zonk, guru tidak memberi tugas apapun saat mangkir dari kelas tapi memberi nilai bagus di rapotnya, soal ulangan yang diberikan sudah dibocorkan seminggu sebelumnya dalam bentuk kisi-kisi, model semacam ini banyak ditemui baik di jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan pendidikan tinggi sekalipun.

Ada banyak ketidakberesan di sana sini. Ada banyak kecurangan yang terjadi. Seakan semua sudah maklum dengan hal ini. Seakan ini bukan lagi dinilai dosa bagi si pelakunya. Hal ini terjadi tak hanya di kota-kota  besar, pelosok pedesaan Bahkan  juga terjadi disekolah “pinggiran”yang jauh dari peradaban. Hal inilah yang mendorong guru  dalam mendidik siswa “tanpa busana”(tanpa punya rasa malu) dalam memberikan penilaian kepada peserta didik.

Tulisan ini ungkapan hati penulis  yang sangat miris melihat peristiwa dalam dunia pendidikan dewasa ini yang dialami kebanyakan guru yang sering meninggalkan pada saat jam kegiatan belajar mengajar (KBM) berlangsung dikelas dengan alasan tuntutan kurikulum, sebab apapun alasannya peran seorang guru tidak bisa tergantikan dalam proses pendidikan demi terbentuknya karakter bangsa yang tercermin dalam sikap, sifat, perilaku, tindakan, gaya nalar, gaya merespons dan corak pengambilan keputusan peserta didik atas suatu perkara.

Sebagai renungan bersama, mari senantiasa berusaha menjadi guru profesional sekaligus menjadi pahlawan cendikia dalam melaksanakan tugas utama dan meningkatkan nilai diri agar siswa menjadi terdidik dan bisa meneruskan cita-cita mulia negeri tercinta tanpa “noda” akademik untuk  menuju Indonesia MAJU.

 

 

Ikuti tulisan menarik Hajar Budi lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB