x

Misteri kematian Lina Jubaedah

Iklan

Wigati Amalia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 22 November 2019

Jumat, 31 Januari 2020 20:07 WIB

Hasil Otopsi Lina Jubaedah Diumumkan: Inilah Silent Killer yang Mengerikan

Teka-teki kematian Lina Jubaedah akhirnya terkuak. Kepolisian Resor Kota Bandung telah mengumumkan hasil otopsi dan penyelidikan atas kematian bekas isteri komedian Sule tersebut.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

"Dibilang sama, asam lambung juga. Terus yang lainnya sehat, darahnya sempat 220 per diastolik sistolik itu tinggi saja. 220 per 150 kalau enggak salah. Terus paling rendah itu 150 per 110," ujar Teddy .

Angka yang disebutkan  Teddy tersebut  cukup tinggi.  Sebagai patokan sebagai berikut:

Normal: berada di bawah 120/80 mmHg.
Meningkat: berkisar antara 120-129 untuk tekanan sistolik dan < 80 mmHg untuk tekanan diastolik.
Hipertensi tingkat 1: 130/80 mmHg hingga 139/89 mmHg.
Hipertensi tingkat 2: 140/90 atau lebih tinggi.

Tak usah pusing pula memikirkan angka-angka itu. Yang jelas dokter di  RS Al Islam Bandung telah mendiagnosa bahwa Lina menderita hipertensi.  Penyebab kematian, "Kemungkinan bisa macam-macam. Data di kami riwayat ada hipertensi (tekanan darah tinggi)," ucap dokter Guntur Septapati  dari RS Al Islam.


Pembunuh diam-diam
Penyakit jantung dan pembuluh darah (kardiovaskuler) merupakan penyebab kematian nomor satu di dunia setiap tahunnya.  Nah, hipertensi merupakan salah satu penyakit kardiovaskular   berbahaya pula.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

 

Hipertensi  sering dijuluki  sebagai “silent killer”  karena  gejalanya terkadang tidak dirasakan. Keluhan penderita hipertensi antara lain sakit kepala, gelisah, jantung berdebar-debar, penglihatan kabur, mudah lelah, dan sakit di dada. Hanya,  tak semua penderita tekanan darah tinggi mengalami gejala itu. 

Angka kematian karena penyakit tersebut cukup tinggi  di Indonesia.  Data Kementerian Kesehatan pada 2016 menunjukkan angkanya  mencapai 23,7  persen  dari 1,7 juta  angka kematian di Indonesia .  Risiko penyakit hipertensi adalah memicu penyakit seperti jantung, gagal ginjal, diabetes,  dan stroke.

Sesuai survei Kementerian Kesehatan  2018,  prevalensi hipertensi  di Indonesia mencapai 34,1 persen. Diperkirakan   jumlah  penderita  hipertensi di Indonesia sebesar 63 juta orang. Adapun  angka kematian karena hipertensi sebesar  427 ribu.

 

Penderita hipertensi harus rajin minum obat.  Tapi sebagian  penderita hipertensi atau sekitar 13 persen sama sekali  tidak minum obat. Adapun yang tidak rutin minum obat  32,3 persen . Dari hasil survei yang sama,  alasan tidak minum obat yakni merasa sehat (59,8 persen).

Selanjutnya: Kakanya Dea Imut...

Ikuti tulisan menarik Wigati Amalia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB