Pembangunan desa di Indonesia semakin gencar dilaksanakan pemerintah. Berbagai insentif diberikan kepada desa, sebut saja alokasi dana desa oleh pemerintah pusat, alokasi dana kampung—yang merupakan inovasi penggangaran oleh Pemerintah Kabupaten Berau, dan insentif alokasi anggaran lainnya lewat berbagai program lintas kementerian dan lembaga.
Selain insentif berupa dana, berbagai program juga dilakukan terhadap desa, salah satunya OVOP atau one village one product, satu desa satu produk. Program ini digulirkan di Kabupaten Berau yang juga bagian dari fokus program ekonomi Bupati Berau H. Muharram.
Dengan OVOP maka berbagai kampung atau desa di Berau diharapkan mampu mendorong suatu produk unggulan yang dapat dipasarkan. Berbagai potensi sebenarnya mampu digarap menjadi peluang di berbagai kampung di Berau, sebut saja sektor pertanian, seperti komoditas jagung, umbi-umbian, lalu sektor UMKM seperti makanan ringan dan camilan, dan berbagai sektor lainnya. OVOP sendiri digerakan oleh BUMK atau Badan Usaha Milik Kampung, dimana pengembangan suatu produk di kampung, dikelola secara mandiri dan profresional.
Salah satu BUMK yang sukses mengelola OVOP adalah kampung Long Beliu, dimana di kampung tersebut dibangun PLTS atau pembangkit listrik tenaga surya berkapasitas 500kWp. Keberhasilan BUMK Long Beliu diharapkan menyebarkan semangat ke banyak kampung lainnya di Berau.
Berbagai potensi kampung di Berau sendiri mampu diubah menjadi peluang yang menguntungkan. Mengingat tiap kampung di Berau memiliki ciri khas dan potensinya masing-masing di berbagai sektor. Sehingga peluang OVOP di Berau memang benar-benar besar dan sudah sewajarnya dikelola dengan profresional dan mandiri. Di tangan pemerintahan Bupati H. Muharram yang juga profresional diharapkan program OVOP berbuah manis dikemudian hari.
Ikuti tulisan menarik Rizki Siahaan lainnya di sini.