Laksana bulan yang cahayanya menerangi taman
Menyentuh rasa membuat ketenangan
Datang menyelimuti menyihir dengan pandangan hitam matanya
Sungguh sihir ada pada hitam matanya
Dia menuntunku dalam dunia khayalan
Tiap malam ku lewati
Tetap bermimpi tentangnya penyihir pikiran
Hadir indah dalam mimpi
Tersimpan dalam memori ingatan
Aroma sihirnya telah membuatku tertuju
Tatapan mata Kilat berkilau di lembah hati
Dalam gulita malam dibuat tersentuh hati
Aku rasa aku tersihir terhipnotis
Anggap ku adalah sebuah sihir
Yang membuatku lupa
Pencaci gelora cintaku
Yang tak adil hingga mencelah
Sang pencinta tuli
Sang mantan pengukir luka
Dengan pancaran sinar manis aura wajah
Menatap indah dengan senyuman cinta
Aku tersentuh hati
Kilat cintanya nyentuh merasuk dalam lubuk hati
Aku dilanda cintanya disegala musim dan di segala warna
Dia mampu memusatkan pandanganku
Hingga sejenak ku terhenti
Di tengah perjalanan mencari
Aku telah melewati banyak mata
Hanya tersesat lewat matanya
Hingga tak sadarku ucap kata
Setiap detak jantungku adalah puisi yang tertulis untuk mu
Dari hati masuk ke hati
Aku Perlahan merayap
Menyelam
Masuk dalam pembuluh darah
Menekan dan melemahkan syaraf-syarafnya.
Yogyakarta, 05 Februari 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.