Pandangan kedua mata ini tak mampu berkedip
Walau tersilaukan oleh pesona yang terpancarkan
Melihat yang terahasia dibalik kain hitam
Dia yang terhias dari kebenaran
Aku membiasakan pandangan
Saat keindahan senyumnya
mendamaikan perasaanku
Titian kehidupannya hanya di pasrahkan kepada Tuhannya
Keindahan di balik kain sucinya membuatku cinta
Aku terpesona oleh sinar hangatnya
Binar cahaya nan indah tak tertandingi
Menghias hariku dengan senyuman perhatian
Bola mata memandang dengan santun
Dalam hati kata ku
Siapa pemilik jilbab indah yang terurai panjang itu
Siapa pemilik mata indah bagai cahaya rembulan
Tertarik diri dibuat olehnya
Harapku pandang lagi aku walau sekejap
Nyata berjalan mendekat
Membuat naluri cinta semakin meningkat
Aku malu jadi salah tingkah
Menatapnya berjalan lembut dengan sembunyi-sembunyi
Dia mengundang cinta
Ketetapan tulus budi pekerti
Santun tatapan memikat hati
Sinar kemilau menyentuhku
Sang akhwat yang belum tercemari
Selalu membawa arus kesucian
Terkesima pesona indahnya
Mataku memandangnya menuangkan kesempurnaan
Takjub akan kelembutan dan keanggunannya
Lidahku seakan kelu otakku seakan buntu
Aku terjatuh dalam lubang cintanya
Ada sejuta aksara yang terangkai kata dalam hati ini
Rasa ingin merengkuh menginap di jiwa dan mengisi hatinya.
Yogyakarta, 08 Februari 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.