x

IHSG Melorot

Iklan

Johanes Sutanto

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 14 Februari 2020 15:31 WIB

Tip Investasi Saham di Saat IHSG Melorot

Situasi pasar modal saat ini tentu tak perlu disikapi secara berlebihan. Fluktuasi di pasar modal itu sesuatu yang normal. Pada saatnya pasar juga akan menggeliat.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara year to date telah melorot cukup tajam hingga 7,11% per Jumat, 14 Februari 2020 di sesi perdagangan I. Banyak penyebab diungkap di balik kemerosotan ini.

Banyak analis sudah angkat bicara dan membahas mulai dari skandal Jiwasraya, Asabri hingga wabah virus corona. Di situasi seperti ini banyak investor memilih pada posisi wait and see.

Situasi pasar modal saat ini tentu tak perlu disikapi secara berlebihan. Fluktuasi di pasar modal itu sesuatu yang normal. Pada saatnya pasar juga akan menggeliat. Nah, di situasi seperti saat ini, apa yang sebaiknya dilakukan investor agar tetap berinvestasi?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Dalam kondisi pasar yang sedang lesu, bagaimana pun aktivitas investasi tetap perlu dilakukan, seperti melalui aplikasi IPOTGO besutan IndoPremier, tanpa terlalu berharap cuan yang terlalu gede alias berlebihan. Istilahnya, berakit-rakit ke hulu, berenang renang ke tepian, begitulan investasi harus di jalankan.

Dalam situasi pasar modal yang sedang kurang bergairah seperti ini adalah peluang emas bagi para investor untuk mengoleksi saham-saham perusahaan bagus dengan harga murah.

Kendati menjadi momen tepat untuk mengoleksi saham-saham bagus, investor tetap harus lebih cermat dalam memilih saham-sahamnya. Berikut ini beberapa tips memilih saham di saat kondisi pasar sedang lesu:

1. Good Corporate Governance

Investasi perlu memastikan tata kelola perusahaan dijalankan dengan baik (good corporate governance atau GCG). Prinsip GCG dapat meningkatkan kinerja perusahaan dan nilai ekonomi jangka panjang bagi para investor dan pemangku kepentingan (stakeholder). Biasanya GCG ini mencakup sistem pengendalian dan pengawasan intern, mekanisme pelaporan atas dugaan penyimpangan, tata kelola teknologi informasi, pedoman perilaku etika, dan sebagainya.

2. Perusahaan yang bagus dan prospektif

Memilih saham dari perusahaan yang bagus dan prospektif pada situasi pasar yang tak menentu tentu perlu analisis fundamental dan teknikal yang lebih dari biasanya. Analisis perlu dipertajam hingga sampai pada pilihan saham-saham yang terbaik dan punya prospek bagus di masa depan.

3. Orientasi Jangka Panjang

Berinvestasi saham di kondisi saham seperti saat ini tentu wajib berorientasi pada cuan jangka panjang. Jauhkan pikiran dan spekulasi pada cuan jangka pendek. kalau orientasinga keuntungan jangka pendek atau sesaat semata, potensi berspekulasinya tinggi. 

Ikuti tulisan menarik Johanes Sutanto lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler