x

Iklan

hilwa rizkia

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 28 Januari 2020

Minggu, 16 Februari 2020 05:54 WIB

Ada Apa Dengan Cinta?

artikel ini menjelaskan apa itu cinta yang sebenarnya? cinta yang di ridhoi oleh Sang Maha Pemilik Cinta.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Ada Apa Dengan Cinta?

Oleh : Hilwa Rizkia Mufidah*)

Siapa yang tidak mengenal cinta? Cinta merupakan fitrah alami yang dimiliki setiap manusia, bukankah begitu? Mungkin kita tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan kita tanpa keberadaan cinta. Hampa. Sepi. Tak bergairah. Cinta hadir sejak nabi Adam ‘alaihissalam diciptakan, kemudian diciptakanlah Hawa dari tulang rusuknya sebagai pasangan hidupnya. Dan Islam sebagai agama yang penuh dengan rahmat-Nya pun mengenal dan menghargai adanya cinta.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Cinta juga banyak memberikan inspirasi dan pengorbanan. Akan tetapi, cinta jugalah yang kadang membawa kesengsaraan bagi mereka yang salah mengartikan makna cinta yang hakiki. Cinta hakiki hanyalah milik Allah semata, Sang Pemilik Cinta yang sempurna. Cinta yang paling agung dan mulia, cinta yang paling besar manfaatnya bagi seorang hamba.

Seperti orang-orang yang beriman, mereka sangat mencintai Allah ta’ala. Karena keimanannya itu, mereka akan terus berusaha menyempurnakan pengetahuannya tentang islam, senantiasa mematuhi perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Selain itu, mereka pun selalu tawakkal dan menyerahkan segala sesuatunya hanya pada Sang Khaliq.

Cinta merupakan dasar amalan, dan dasar dari segala tindakan, yang benar maupun batil. Karena logikanya, tidak akan ada tindakan jika tidak ada sebuah keinginan yang disertai rasa cinta. Orang yang mencintai tentu akan melakukan segala sesuatu untuk yang dicintainya. Begitu pula dengan seorang mukmin yang begitu mencintai Allah ta’ala. Dia akan selalu berusaha menjalani segala perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Sebagaimana yang disebutkan dalam firman Allah ta’ala dalam surat Al-Baqarah ayat 165 berikut,

وَمِنَ النَّاسِ مَنْ يَتَّخِذُ مِنْ دُونِ اللَّهِ أَنْدَادًا يُحِبُّونَهُمْ كَحُبِّ اللَّهِ ۖ وَالَّذِينَ آمَنُوا أَشَدُّ حُبًّا لِلَّهِ ۗ وَل وَلَوْ يَرَى الَّذِينَ ظَلَمُوا إِذْ يَرَوْنَ الْعَذَابَ أَنَّ الْقُوَّةَ لِلَّهِ جَمِيعًا وَأَنَّ اللَّهَ شَدِيدُ الْعَذَابِ

“Dan diantara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman amat sangat cintanya kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat zalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Alah semuanya, dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal)” (QS. Al-Baqarah: 165)

Pada hakikatnya, cinta akan menjadi energi yang menggerakkan kehidupan manusia jika dilakukan dengan cara yang benar. Karena, cinta menyangkut tentang emosional pada diri seseorang. Oleh karena itu, cinta yang paling benar adalah cinta kepada Allah ta’ala, Sang Pemilik Cinta. Sehingga, cinta inilah yang akan membentangi manusia dari segala perbuatan maksiat. So, semua cinta yang didasari karena Allah ta’ala, akan menjadi cinta yang abadi, tak lekang oleh waktu, dan tidak pula luntur oleh guyuran air hujan.

Begitu pula dengan segala sesuatu yang kita tinggalkan karena kecintaan kita kepada Allah, maka Allah akan menggantikannya dengan sesuatu yang lebih indah. Seperti halnya kisah Zulaikha dan Yusuf, ketika Zulaikha mengejar cinta Yusuf, maka Yusuf semakin jauh darinya. Akan tetapi, ketika Zulaikha mengejar cinta Allah, maka Allah datangkan Yusuf kepadanya.

Selain itu, ada pula cinta seorang Fatimah dan Ali –radhiyallahu ‘anhuma- cinta suci yang tersusun begitu rapi, hingga tak ada satu orang pun yang tahu. Kecuali, Allah ta’ala Sang Pemilik Cinta dan mereka berdua. Cinta yang sebenarnya sudah ada sebelum keduanya menikah. Namun, karena kesadaran dan ketaatan mereka berdua terhadap perintah Sang Khaliq, membuat mereka menyembunyikan perasaan satu sama lain hingga waktu yang tepat itu pun tiba.

Mereka tidak ingin menodai cinta yang suci nan mulia ini dengan perbuatan yang malah menjerumuskan mereka ke dalam neraka-Nya. Bahkan, mereka lebih memilih menjaga rapi perasaan itu, dan mendoakan satu sama lain di sepertiga malamnya.

 

Ikuti tulisan menarik hilwa rizkia lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler