Penulis: Putri Aprianingsih
Tatkala senja mulai tenggelam
Awan hitam pun mulai murung
Desiran hujan membisik dengan kencang
Dan aku teringat perjuanganmu malaikat tanpa sayapku
Tak sedikitpun terlihat penat dalam wajah kusam mu
Kalian malaikat penjagaku
Kalian malaikat tanpa sayapku
Yang menjadi pelita saat gelap gemerlang
Yang menjadi penyejuk dikala hati gunda gulana
Engkau berjuang tak pernah mengenal lelah
Panas perih kilauan sinar matahari
Deras keras rintikan hujan
Tetap engkau bertahan untuk menangkis
Tetesan keringat juangmu membasahi tubuh lelahmu
Tak pernah keluhkan walau itu perih
Juang mu untuk membahagiakan buah hatimu
Wahai kedua malaikat hidupku
Maafkan kami yang lunglai serta acuh
Dan tak memikirkan pahit getir perjuanganmu
Tabah sabarmu adalah senjata terindahmu
Kelak, jika ragamu telah tiada
Senantiasa kami lantunkan ayat-ayat yang indah sebagai hadiah mahkotamu
Duhai malaikat tanpa sayapku.
Yogyakarta, 18 Februari 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.