Habis Corona Terbitlah TikTok! Bukan Virus, Tapi Tetap Harus Hati-hati

Minggu, 23 Februari 2020 20:13 WIB
Bagikan Artikel Ini
img-content0
img-content
Iklan
img-content
Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mirip seperti virus Corona yang menyebar ke belasan negara dalam beberapa hari saja, TikTok pun menyebar begitu cepatnya.

Belum reda di media sosial soal virus Corona, kini muncul pembahasan baru yang tengah hangat dibicarakan dan viral yaitu TikTok. Mirip seperti virus Corona yang menyebar ke belasan negara dalam beberapa hari saja, TikTok pun menyebar begitu cepatnya.

 Aksi goyang TikTok sama sekali tidak sulit ditemukan. Hampir bisa dipastikan ketika scroll-scroll di feed Instagram, kita akan dengan mudahnya menemukan ada saja (mayoritas kalangan remaja) yang mem-posting aksi TikTokan.

 Bahkan banyak dari kalangan muda, khususnya anak remaja yang mulai ketagihan TikTok. Siapapun setuju bahwa apapun yang berlebih tentu tidak baik, bukan?

 Walaupun tidak sebahaya Corona, ketagihan TikTok pun bisa berdampak sangat buruk. Pada akhirnya, ini menjadi ‘alarm’ dan perlu menjadi perhatian penting dari para orang tua yang memiliki anak remaja yang bermain TikTok.

Ada 3 tips penting yang semua orang tua harus ketahui. Simak selengkapnya.

    1. Awasi
Menurut Psikolog anak dan remaja, Roslina Verauli, yang dikutip dari Kumparan.com mengatakan bahwa TikTok aman digunakan anak asalkan di bawah pengawasan orang tua.

 "Di TikTok kan gunainnya ada musik dan tarian, dan itu very good dampaknya untuk anak. Hampir semua aspek tumbuh kembang melalui gerakan menari dan menyanyi. Ketika mendengarkan musik, anak terlatih untuk berekspresi. Tapi ingat, bermusik dan menari tidak hanya dari TikTok," jelas Roslina.

 Satu catatan penting bagi orang tua yaitu tetap harus selalu mengawasi anak. Karena TikTok sendiri rentan terhadap cyberbullyng karena terhubung dengan orang lain.

 Selalu awasi, awasi, dan awasi anak selama penggunaan TikTok.

    2 Batasi

Sama seperti game online, TikTok pun memberikan ‘sensasi’ yang sama yang membuat anak merasa senang ketika melakukannya sehingga ingin lagi, lagi, dan lagi. Kuncinya, batasi penggunaan TikTok sebelum menjadi ketagihan.

 Seperti yang dikatakan oleh salah satu tokoh Educator di Indonesia, Merry Riana, bahwa anak tidak suka digurui. Maka yang harus dilakukan adalah bukan hanya membatasi, tapi mencari alternatif kegiatan yang fun dan menyenangkan

  1. Edukasi

Selain mengawasi dan membatasi anak, yang terakhir edukasi. Ajarkan sehingga mereka sadar bahwa ternyata ada banyak media lain yang bisa mereka lakukan selain TikTok. Jangan sampai dunia mereka hanya di TikTok saja, ajak lakukan sesuatu yang lain yang juga menyenangkan sehingga mereka tidak hanya bergantung dari TikTok. Bisa melalui kegiatan traveling, outbound, camp edukasi remaja, dan apapun lainnya yang positif dan bisa memberikan mereka ruang bebas untuk mengekspresikan diri.

Jadi awasi, batasi, dan edukasi. Semoga bermanfaat.

Bagikan Artikel Ini
img-content
Elvanius Brilliant

Penulis Indonesiana

0 Pengikut

Baca Juga











Artikel Terpopuler