Segala jalan hening
Satu langkah mengalir
Dalam kejauhan
Mengajak berdongeng benci
Entah fenomena apa?
Dengan tiba membuat luka
Retak tak ada sebab
Bergerak tanpa bicara
Tak ada apa-apa tanpa variabel
Bagai sebuah arang
Hitam terbakar oleh api
Terkesan menyiksa jiwa
Ayat-ayat luka tiba kau beri
Dengan sekejap terbentur di dasar hati
Aku berteman dengan kesakitan yang hadir
Bagai tersambar halilintar
Pedih tiada terkira
Pedih melebihi sayatan sembilu
Semoga ini menjadi ujian kesabaran
Rela meski luka yang di torehkan dalam jiwa
Semua telah usai
Terhenti pada sudut gelap yang kau beri
Sulit untuk dapat diarti
Mengapa bisa terjadi?
Terima kasih atas luka yang kau beri.
Yogyakarta, 21 Februari 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.