x

Iklan

Aurelia Natasya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2019

Rabu, 26 Februari 2020 16:30 WIB

Business School UPH dan CPA Australia Bekali Mahasiswa Manfaatkan Artificial Intelligence


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Era revolusi industri 4.0 yang ditandai dengan kemunculan artificial intelligence (AI) dan big data telah menjadi tantangan bagi seluruh profesi di masa mendatang, tak terkecuali akuntan. Bila tidak mampu untuk beradaptasi dan meningkatkan skills, maka dapat dipastikan peran akuntan akan tergantikan. Hal ini disampaikan secara jelas oleh Ricky Wijaya – Co Founder Workspez SDN BHD dalam seminar kolaborasi dengan Certified Practicing Accountant (CPA) Australia, bertajuk ‘The Role of Artificial Intelligence in Future Accounting’, yang berlangsung pada 21 Februari 2020, di Kampus UPH Lippo Village, Tangerang.

“Peran dari artificial intelligence terhadap profesi akuntansi di masa depan adalah untuk mengotomatisasi hal-hal yang sifatnya repetitive dan predictable. Jika akuntan terus berada di comfort zone dan hanya memiliki skills yang repetitive dan predictable, maka akan mudah digantikan oleh AI. Sebaliknya, peran AI ini mampu memperkuat dan membantu pekerjaan para akuntan yang memiliki high skills,” jelas Ricky kepada 250 mahasiswa Akuntasi Angkatan 2018-2019, Business School UPH.

Kemampuan analisis yang tinggi menjadi modal utama bagi profesi akuntan agar tetap mampu bertahan di masa mendatang. Kini peran akuntan pun tidak lagi hanya untuk mencatat jurnal, melakukan budgeting, atau mengerjakan report.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

“Kini pekerjaan akuntansi akan selalu berhubungan dengan peran IT. Sekarang ini banyak perusahaan besar yang sudah menggabungkan akuntansi dengan IT, seperti finance yang digabungkan dengan IT. Untuk kedepannya peran akuntan dan IT akan selalu bergandengan tangan,” kata Ricky.

Artificial Intelligence sendiri merupakan simulasi dari kecerdasan manusia dalam mesin yang diprogram untuk berpikir seperti manusia dan menirukan tindakan mereka. Semakin banyak data yang diproses, maka semakin akurat dan maksimal kerja dari  AI. Salah satu kelemahan yang dimiliki oleh AI adalah tidak mampu untuk berpikir logic path seperti manusia. Logic path AI sangat terbatas dan memiliki pola khusus.

“Dengan muncul dan berkembangnya AI ini, saya berharap agar mahasiswa UPH bisa terus belajar, cepat mengadaptasi teknologi, dan mampu membuat inovasi baru. Jangan terjebak dalam zona nyaman, karena saya yakin mahasiswa UPH ini sangat cerdas,” pesan Ricky.

 

Ikuti tulisan menarik Aurelia Natasya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler