x

Foto udara kawasan pemukiman Cempaka Putih Barat yang direndam banjir, di Jakarta, Ahad, 23 Februari 2020. Banjir setinggi 70 centimeter merendam kawasan pemukiman tersebut setelah hujan deras mengguyur Jakarta pada Ahad pagi. TEMPO/Tony Hartawan

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Kamis, 27 Februari 2020 12:06 WIB

Banjir Berpotensi Menjegal Karier Politik Anies

Banjir sangat memengaruhi persepsi masyarakat mengenai apakah seorang gubernur Jakarta berhasil atau gagal dalam memimpin. Bila masalah banjir tidak diproritaskan secara intensif, bukan mustahil langkah Anies akan terjegal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Banjir tampaknya memengaruhi lanskap politik di Jakarta. Banjir bukan lagi hanya fenomena alam yang diterima oleh manusia sebagai tidak terhindarkan. Bagi warga Jakarta khususnya, kemampuan mengendalikan banjir dijadikan tolok ukur keberhasilan seorang gubernur dalam melayani masyarakat. Boleh saja seorang gubernur berhasil memperindah kota, menurunkan tingkat pengangguran, ataupun menyediakan sarana transportasi yang lebih bagus, namun keberhasilan itu akan tertutupi oleh ketidakmampuan mengendalikan banjir.

Sekalipun curah hujan memang sangat tinggi dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, masyarakat tampaknya tidak terlalu memperhitungkan faktor tersebut sebagai pemakluman atas terjadinya banjir di Jakarta. Warga hanya berbicara fakta bahwa banjir terjadi, apa yang bisa dan telah dilakukan pemerintah provinsi? Banjir menjadi fokus perhatian mengingat pengalaman langsung warga dengan banjir: ketidaknyamanan, jalan yang semakin macet, waktu perjalanan menjadi lebih lama, kerusakan yang ditimbulkan di rumah dan sarana lain, maupun risiko terpapar penyakit seperti diare.

Banjir sangat memengaruhi persepsi publik terhadap kinerja seorang gubernur, dan persepsi ini secara timbal balik dipengaruhi pula oleh publikasi media mengenai pandangan pemerintah pusat maupun hasil-hasil survei. Hubungan Gubernur Anies Baswedan dan pemerintah pusat yang kurang harmonis tampak dari kritik beberapa menteri terhadap kebijakan Anies terkait banjir. Perdebatan dengan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengenai naturalisasi dan normalisasi sungai sebagai cara untuk mengatasi banjir telah menimbulkan keriuhan tersendiri.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tekanan terhadap Anies memang besar akhir-akhir ini mengingat kuatnya isu revitalisasi Monas dan penyelenggaraan Formula E. Begitu pula, ketidakhadiran Anies, maupun Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil dan Gubernur Banten Wahidin Halim, untuk memenuhi undangan DPR telah meningkatkan tekanan terhadap Anies. Jejak-jejak kompetisi pemilihan gubernur DKI antara pasangan Anies-Sandi dan Ahok-Djarot juga tampak masih membekas, sehingga para simpatisan kedua figur itu saling bersilang pendapat dengan banjir ibukota sebagai isu.

Secara perlahan terjadai eskalasi sehingga banjir berperan sebagai faktor politik yang dapat memengaruhi langkah Anies, terutama bila ia ingin ikut terjun dalam kompetisi pemiliihan presiden 2024. Politik di masa sekarang sangat dipengaruhi oleh pembentukan persepsi publik terhadap berbagai isu, sebagaimana terlihat pula dalam pilpres 2019. Dalam konteks inilah, banjir akan menjadi faktor yang memengaruhi persepsi warga terhadap Anies dan aktor yang ikut menentukan nasib Anies dalam langkahnya menuju pilpres 2024.

Meskipun para gubernur sebelum Anies tidak ada yang berhasil mengatasi persoalan banjir di Jakarta, yang bahkan disebut-sebut bahwa banjir menjadi hantu yang mengganggu tidur para gubernur di masa kolonial, tapi beban Anies lebih berat karena masyarakat dan lawan-lawan politiknya mengetahui bahwa ia berminat untuk melangkah ke pilpres 2024. Jokowi, saat mencalonkan diri menjadi presiden pada 2014, berhasil melepaskan diri dari jerat isu banjir di Jakarta. Lanskap politik sekarang memang sudah berubah dibandingkan masa itu.

Banjir merupakan aktor politik yang memengaruhi nasib Anies dalam perjalanan karier politiknya, apakah ia akan mampu melangkah terus atau terhalang. Banjir dapat menjadi faktor yang menguntungkan apabila Anies mampu mengambil tindakan yang tepat dan cepat dalam mengatasinya. Mestinya, ia menjadikan penyelesaian persoalan banjir Jakarta sebagai prioritas terdekat dan untuk itu ia dapat menjalin komunikasi yang lebih baik dengan pemerintah pusat maupun legislatif Jakarta dan pusat.

Jika Anies berhasil dalam menangani banjir, persoalan-persoalan lain yang belum terselesaikan akan tertutupi oleh keberhasilan ini. Banjir sangat memengaruhi persepsi masyarakat mengenai apakah seorang gubernur Jakarta berhasil atau gagal dalam memimpin. Bila masalah banjir tidak diproritaskan secara intensif, bukan mustahil langkah Anies akan terjegal. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB