x

Iklan

Dara Safira

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 23 Januari 2020

Kamis, 27 Februari 2020 16:53 WIB

Menteri Nadiem dan Pergulatan Budaya

Mendikbud Nadiem Makarim sedang bergulat. Pergulatan Menteri Nadiem melawan unsur/kondisi yang membuat budaya Indonesia tidak maju. Tidak digandrungi di dunia.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mendikbud Nadiem Makarim sedang bergulat. Pergulatan Menteri Nadiem melawan unsur/kondisi yang membuat budaya Indonesia tidak maju. Tidak digandrungi di dunia.

Alih-alih malah banyak kasus budaya leluhur Indonesia di klaim negara lain. Dan keinginan Menteri Nadiem supaya budaya Indonesia jadi 'idola' dunia dicontohkannya dengan Korea (Selatan tentunya).

Menteri Nadiem tidak sedang membanggakan budaya Korea. Bukan juga lagi menihilkan kebanggaan terhadap budaya nasional.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Tapi nyatanya memang begitu. Generasi muda Indonesia banyak yang jadi K-Popers. Lebih kenal BTS, EXO, Ikon. Ketimbang Guyon Waton. Lebih nge-fans Lee Min-Ho daripada Didi Kemphot. Lebih mau belajar dance ala Kara dibandingkan Tari Tor-Tor. Ya, realitas dominannya begitu.

Dan sepertinya Menteri Nadiem sudah muak. Sebab budaya luar negeri mampu menjiwai kehidupan anak muda. Lebih bisa mendoktrin perilaku generasi milenial ketimbang warisan menek moyangnya.

Menteri Nadiem ingin bergulat. Supaya yang menghalangi pemajuan budaya Indonesia bisa runtuh.

Nanti lagu O Tano Batak bisa jadi kegemaran anak-anak muda Eropa. Atau Tari Kipas Pakarena sangat diminati dipelajari kaum muda Korea, jadi sebaliknya.

Makanya Menteri Nadiem minta supaya semua potensi daerah jangan ada yang ditutupi. Munculkan. Kelola dengan baik. Jangan malu pamer keelokan budaya daerahnya.

Menteri Nadiem ingin pemerintah daerah susun strategi menonjolkan budayanya ke luar negeri. Jangan hanya bisa merawat. Jangan jadi 'macan kandang'.

Menteri Nadiem ingin segala sesuatu dalam perilaku daerah bisa diselaraskan dengan pendekatan budaya. Jadi nilai-nilai keagungan budaya daerah bisa tersorot. Tidak terpendam.

Menteri Nadiem tidak mau yang dipakai adalah kostum mirip-mirip anak muda Korea. Tapi banggalah memakai apa yang dimiliki daerahnya. Meskipun tidak setiap saat.

Menteri Nadiem bisa menjelaskan secara mudah pandangannya tentang pemajuan budaya. Yang dicontohkan Menteri Nadiem juga kenyataan. Soal budaya Korea jadi trend di bangsa lain. Di Indonesia.

Sebenarnya, Menteri Nadiem tidak ingin bergulat dengan Korea. Itu analogi saja. Supaya lebih gampang dicerna. Intinya, pemajuan budaya harus bergerak. Sama progresifnya dengan Korea. Tapi tidak anti-modernisasi.*

Ikuti tulisan menarik Dara Safira lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler