Sikapmu kosong telanjang
Kau membuat ngilu dan malu
Saran murahan
Aku berikan untukmu
Geram dan emosi
Melihat kelakuanmu
Bertindaklah semaumu
Hingga kesalahan menamparmu
Dimana letak mesin otakmu?
Jika keahlianmu hanya bisa membenci
Otakmu tak berarti
Hatimu penuh debu
Naluri bak kolonial
Hilangkan budi untuk berhianat
Benci liar brutal
Kalut hati dipenuhi emosi
Sendiri membuat amarah caci maki
Hingga memuntahkan benci berapi
Hianat dalam balutan abadi
Keputusan tidak tau Terima kasih Gilaaaaa
Pembenci
Silahkan berpikir dengan otakmu
Jangan dengan dengkulmu
Telan olehmu semua doaku
Hingga kau mendapat karma
Nikmatilah tetesan dosamu
Nyalakan terus bara burukmu
Genggam erat laku busukmu
Hingga nanti kau dicampakkan dalam jahanam.
Yogyakarta, 27 Februari 2020
Ikuti tulisan menarik Irfansyah Baharudin lainnya di sini.