x

liga

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Sabtu, 29 Februari 2020 15:56 WIB

Selamat Bergulir Shopee Liga 1 2020, Lancar Aman Sukses, Aamiin

Semoga gelaran Shopee Liga 1 2020 berjalan lancar, sukses sesuai rencana, dan aman terkemdali.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Gelora sepak bola nasional akan kembali disuguhi laga-laga seru dalam kompetisi kasta tertinggi sepak bola nasional yang akan tetap bernama Shopee Liga 1 (SL-1) 2020 dan sebanyak 18 tim akan beradu menjadi kampiun.  Namun, belum lagi kompetisi bergulir, publik sepak bola nasional sudah trauma dengan empat hal yang sangat akrab dengan kompetisi garapan PSSI ini. 

Apa saja empat hal itu? Pertama, menyoal jadwal kompetisi, yang selama ini menjadi kelemahan utama PT LIB dalam memenej. Bila tidak bentrok dengan kepentingan TC timnas, bentrok dengan jadwal siaran langsung timnas, jadwal juga dapat berubah karena agenda politik, agenda lain, pun lebih sering karena rusuh suporter. 

PSSI sudah mengucap janji khusus yang layak ditunggu pembuktiannya, yaitu menyoal gebrakan menggelar Liga 1 2020 sesuai jadwal. Sebab, selama ini, menyoal jadwal, adalah bagian manajemen terburuk dari PT LIB alias PSSI. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

PSSI juga harus sangat cermat menyesuaikan jadwal sesuai dengan kalender FIFA. 

Kedua, menyoal wasit. Masalah wasit sudah menjadi klasik dan seolah mendarah daging dengan sepak bola nasional. Masalah wasit ini ada dua pokok soal, yaitu kualitas individunya dalam memimpin jalannya laga dan  kualitas personalnya, yang sangat rentan diatur mafia. 

Menyoal kualitas individu wasit, PSSI melalui PT LIB akan melengkapi tugas wasit saat memimpin laga dengan menggunakan dua alat bantu, yaitu vanishing spray dan alat komunikasi. 

Penggunaan dua teknologi yang sudah sering digunakan pada laga-laga internasional itu bertujuan untuk meningkatkan kualitas pertandingan Liga. Namun, menyoal mafia yang dapat dengan mudah menyusup ke personal wasit, yakin Satgas Antimafia Bola sudah punya resepnya. 

Ketiga, masalah suporter. Hingga kini, garansi PSSI, PT LIB dan pihak Kepolisian pun masih menjadi tanda tanya. Benarkah, suporter yang sudah teridentifikasi antar klub yang saling tak akur, akan benar-benar menjadikan gelaran kompetisi lancar aman tak memakan korban, pun tak membuat jadwal menjadi molor? 

Apa yang sudah dilakukan oleh Divisi Suporter PSSI dalam sosialisasi menyoal etika menjadi suporter yang benar sudah tersampaikan semua ke semua suporter klub SL-1? 

Apa jaminannya bila SL-1 benar-benar akan jauh dari rusuh suporter? Seharusnya ada perjanjian hitam di atas putih antara PSSI-PT LIB dengan masing-masing penanggungjawab atau pemimpin suporter setiap klub agar ada rasa aman. 

Jangan sampai dalam setiap laga, masyarakat di sekitar stadion dan jalan menuju stadion menjadi was-was akan tindakan anarkis suporter. 

Setiap klub juga harus waspada, sebab, hanya berapa stadion yang akan digunakan dalam SL-1 yang layak dan memiliki bangku penonton single seat. Stadion yang memiliki single seat seperti Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK) akan sangat mudah mendeteksi identitas penonton, sangat mudah mendeteksi jumlah penonton, dan sulit bagi pihak yang akan memanfaatkan situasi, karena jumlah tempat duduk dan jumlah penonton tidak dapat dimanipulasi, sehingga kondisi ini juga membantu dari segi keamanan penonton dan stadion. 

Sementara dalam SL-1 tahun inj, masih banyak stadion yang memiliki bangku single seat hanya di tribun utama atau VIP. Selebihnya di tribun lain hanya berisi undakan beton yang dapat menampung penonton melebihi batas kapasitas dan membahayakan semua pihak karena tiket penonton juga akan bebas tanpa tempat duduk dan tanpa identitas penonton, serta sangat memungkinkan ada pihak yang akan mengambil keuntungan dengan memasukkan penonton jauh dari kapasitas. 

Sangat membahayakan dan sangat sulit mengendalikan bila sudah ada pemicu rusuh. 

Keempat, masalah mafia. Meski PSSI kini telah dibantu oleh Satgas Antimafia Bola dan bertekad memberantas praktik pengaturan skor dan mafia, publik juga beranggapan bahwa mafia bola akan tetap ada dan tetap lebih lihai cara operasinya, kendati wasit, pemain, ofisial, dan manajemen klub diawasi ketat. 

Kendati demikian, kita tetap berdoa, semoga laga pembuka yang mempertemukan Persebaya vs Persik Kediri, di Stadion Gelora Bung Tomo, Sabtu (29/2/2020) akan lancar aman terkendali, tak ada rusuh suporter seperti laga pembuka SL-1 tahun lalu. 

Di luar catatan pengingat tersebut, SL-1 tahun ini akan berasa aroma Nusantara, sebab diikuti oleh klub-klub yang berasal dari ujung barat hingga ujung timur Indonesia dengan hadirnya tiga klub pendatang baru, yaitu Persik Kediri, Persita Tangerang, dan Persiraja Banda Aceh. 

Selain itu, garansi laga-laga akan tersaji lebih bermutu karena setiap klub akan diperkuat oleh pemain bintang-bintang nasional dan mancanegara, ada yang saling berpindah klub, atau ada pemain pendatang baru yang juga akan membuat pelatih timnas Indonesia, Shin Tae-yong (STY) langsung dapat memilih pemain Indonesia yang berkualitas sesuai pilihannya. 

Musim ini pun, PT Liga Indonesia Baru (LIB) selaku operator Liga 1 2020 memberikan subsidi kepada beberapa klub dengan pertimbangan kondisi geografis. Semisal, Persiraja Banda Aceh dan Persipura Jayapura mendapat subsidi lebih dengan pertimbangan kondisi geografis kedua tim tersebut. 

Catatan lainnya, pada kompetisi musim ini, PT LIB secara resmi menghapus regulasi lama soal pemain U-23. Semoga semua catatan buruk tentang SL-1 tahun lalu, tidak diulang di tahun ini. 

Semoga di laga pembuka, tidak ada rusuh suporter. Semoga tidak ada hoak tentang siapa yang sudah diskenariokan akan menjadi jawara SL-1 2020. Semoga tidak ada klub yang menjadi anak emas. 

Semoga akan lahir timnas handal di bawah asuhan pelatih Shin Tae-yong dan di bawah Direktur Teknik Indra Sjafri hingga ranking FIFA melonjak, Indonesia kembali disegani di Asia Tenggara, bahkan dunia. 

Semoga SL-1 benar-benar menjadi industri sepak bola nasional yang akan diikuti kesuksesannya oleh Liga 2, Liga 3, dan kompetisi turunannya, hingga FIFA dan publik sepak bola dunia kagum dan menganggap layak Indonesia memang pantas menyandang predikat Tuan Rumah Piala Dunia U-20 tahun 2021

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler