Pariwisata telah menjadi sektor penting, yang mampu menyumbang sebagian besar PDB Indonesia. Potensi ekonomi pariwisata di Indonesia memang cukup besar, mulai dari wisata berbasis alam, berbasis tradisi kebudayaan dan perhelatan, juga berbasis sejarah. Untuk yang terakhir, pariwisata berbasis sejarah memang menjadi bagian penting dalam perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa. Karena bagaimanapun, sejarah Indonesia tidak bisa terlepas dari sejarah perjuangan kemerdekaan dari kolonialisme.

Sebagai upaya untuk mengingatkan betapa pentingnya sejarah perjuangan kemerdekaan, maka pelestarian bangunan-bangunan kolonial perlu untuk dipertahankan. Alasannya agar, masyarakat tetap mengingat betapa pedihnya zaman penjajahan dulu kala, dan sebagai pengingat agar bangsa Indonesia tidak jatuh ke lubang yang sama seperti yang dilakukan kolonial dahulu.

Hal inilah yang kemudian coba dikembangkan oleh Kabupaten Berau dalam mengembangkan pariwisatanya. Pesan ini yang setidaknya didaptkan dari Bupati Berau, H. Muharram saat menghadiri hari jadi kota tua Teluk Bayur ke 108. Bupati Berau tengah mengupayakan agar revitalisasi bangunan-bangunan peninggalan kolonial dapat segera dilakukan, berikut dengan penataan kembali lapangan Steenkollen.

Selain itu Bupati Berau juga tengah mengupayakan kerjasama pengembalian dokumen-dokumen dan naskah penting yang terkait dengan sejarah pembangunan Teluk Bayur sebagai salah satu daerah penyedia batu bara di masa kolonial.

Apa yang dilakukan oleh Bupati Berau, H. Muharram, tentu harus diapresiasi mengingat mengembangkan pariwsata berbasis sejarah di Indonesia memiliki dua manfaat sekaligus, yang pertama ialah mengedukasi dan memasyarakatkan sejarah, dan yang berikutnya ialah mengembangkan potensi ekonomi pariwisata yang memiliki manfaat besar bagi warga. Harapan ke depan tentu upaya pemerintah Kabupaten Berau menuai hasil dan bisa mendatangkan manfaat secara nyata bagi warga.

Ikuti tulisan menarik Rizki Siahaan lainnya di sini.