Alam adalah guru serta ibu, bagaimana tidak, sumber pangan dan kehidupan semuanya berasal dari sana. Upaya-upaya pembangunan atau perburuan secara masif yang dilakukan oleh manusia bersaham besar bisa dilihat sebagai tindakan kurang dewasa, sebab siapa lagi yang akan membesarkan anak-anak manusia bila ibu mereka dipangkas habis dan banyak spesies yang hilang? Satu deret pengetahuan tentang alam akan tertelan mentah-mentah oleh ketamakan dan kedunguan.
Sudah banyak terdapat contoh, seperti misal pencemaran serta perburuan hewan yang menyebabkan burung dodo serta harimau jawa kini telah hilang. Padahal habitat mereka telah jauh dari masyarakat. Rupanya memang tangan manusia sangat panjang hingga bisa bertindak lebih jauh daripada yang dipikirkan. Beruntung di beberapa tempat masih bisa dijumpai aneka spesies khas, seperti misal di kawasan pegunungan, hutan hujan tropis serta sabana.
Di Indonesia sendiri telah banyak didirikan Taman Nasional, Cagar Alam, pun Hutan Lindung untuk menjadi saujana yang aman bagi spesies-spesies yang terancam punah. Salah satunya adalah di Kawasan Gunung Galunggung di Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Kebetulan, dengan adanya Peraturan Presiden no.9 tahun 2019 dan Peraturan Gubernur Jawa Barat no.72 tahun 2018 yang mengatur tentang kawasan Geopark Galunggung, rasanya ada angin segar yang bisa mengarah ke pengelolaan dan pemanfaatan Kawasan Gunung Galunggung secara legal formal sebagai pusat edukasi, penelitian dan pariwisata.
Barangkali tak ada banyak yang tahu tentang ini, tetapi di Kawasan Galunggung sebetulnya tersimpan banyak keanekaragaman hayati. Terdapat kurang lebih 20 spesies tumbuhan lumut yang tersebar di kawasan wisata Gunung Galunggung, beberapa di antaranya adalah Bryaceae, Sematophylaceae, Leucobryaceae, Marchantiaceae dan Calymperaceae. Jelas tentu ke depannya dibutuhkan upaya konservasi konstan yang harus dijalankan berdasar satu master plan utama. Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto saat momen penyerahan hadiah sayembara pembuatan logo Geopark Galunggung pun mengamini fenomena yang terjadi dan bahwa Galunggung bisa digarap dan didudukkan laiknya laboratorium hayati dengan fasilitas yang aman serta nyaman untuk dikunjungi para wisatawan.
Ikuti tulisan menarik Cahaya Tasikmalaya lainnya di sini.