x

Deteksi

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 17 Maret 2020 09:40 WIB

Harusnya Libur 14 Hari Ada Antisipasi dan Deteksi Massal

Libur 14 hari terkait virus Corona harusnya dijadikan waktu yang tepat untuk melakukan deteksi massal.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Mungkin tidak usah ngomongin lockdown dari pemerintah pusat, omongin saja yang kini sedang diperintahkan masing-masing pemerintahan daerah.

Sejak Senin (16/3/2020) di berbagai daerah di Indonesia secara serentak telah meliburkan siswa dan karayawan, namun, tetap saja ada karyawan yang masuk kerja. 

Lalu apa artinya, bila ada anak-anak dan orangtua sudah berdiam diri di rumah, namun tetap ada anggota keluarga yang tetap masuk kerja? Bagaimana bila anggota keluarga yang masih masuk kantor itu justru tertular virus corona sepanjang perjalanan berangkat atau pulang kantor atau di tempat kerja? 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Berikutnya, langsung menjadi penular utama anggota keluarga yang berdiam diri di rumah? Selain itu, kebijakan yang tidak sama, tidak satu komando ini apakah disadari, bahwa seandainya saja di satu keluarga ada yang sudah terjangkit virus corona, karena tak menyadari malah justru menulari seisi rumah? 

Terbayangkah kisah seperti itu yang sangat mungkin terjadi? Bila benar ada yang terjadi, dan di banyak keluarga yang tak terdeteksi dan tak terantisipasi, maka apa yang belakangan akan terjadi? Korban akan terus bertambah banyak. Korban terlambat ditangani dan diisolasi. Satu keluarga tertulari. 

Apa makna libur 14 hari, bila hal itu justru yang terjadi? Mengapa dalam kondisi libur 14 hari yang tidak satu komando karena di setiap keluarga masih saja ada yang ke luar masuk rumah karena masih masuk bekerja atau kepentingan lain? 

Alangkah bijaknya bila selama libur 14 hari yang tidak menggaransi setiap keluarga sama-sama berdiam diri di rumah, pemerintah memutuskan, petugas medis melakukan deteksi dan tes virus corona secara door to door dari pintu ke pintu. 

Maka, bila ada anggota keluarga yang terjangkit virus corona akan segera tertangani dan keluarga bersangkutan juga cepat diisolasi. Dengan demikian, tes deteksi massal virus corona dari pintu ke pintu ini akan sangat efektif mencegah penularan dan semakin banyaknya jatuh korban. 

Di semua negara yang terpapar virus corona juga telah melakukan hal ini. Karenanya, bila Indonesia tidak segera melakukan deteksi dan tes dari pintu ke pintu, maka mustahil virus corona akan berhenti bermigrasi dan terus menyerang korban baru. 

Ayo libatkan petugas medis di setiap kecamatan, menyisir warga di kelurahan, rukun warga, dan rukun tetangga. Gunakan anggaran BNPB di wilayah deteksi dini yang harus masif. 

Sehingga, libur 14 hari, memberi arti, karena pemerintah melakukan tindakan antisipasi dengan mendeteksi, mencegah, melindungi, menangani, mengisolasi dan mengobati, yang secara otomatis juga memutus mata rantai migrasi virus Corona ini. 

Jangan dijadikan libur 14 hari, malah virus corona dibiarkan akrab dan menguasai rumah-rumah penduduk karena tidak ada antisipasi dan deteksi dalam bentuk tes massal, dari pintu ke pintu. 

Percuma juga, dengan kebijakan ada yang libur dan tidak libur? Sebab, di setiap keluarga juga tetap sangat rentan tertular virus corona dari keluarga yang masih ke luar masuk rumah. 

Dapat di bayangkan juga dalam skala Indonesia, pintu masuk dari luar ke dalam dan dari dalam ke luar negeri masih belum rapat, begitupun pintu masuk ke luar antar daerah juga tetap longgar. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler