x

corona

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Selasa, 17 Maret 2020 14:14 WIB

Virus Corona, Senjata Biologi?

Hingga saat ini semakin banyak pemikiran bahwa sejatinya, virus Corona adalah senjata biologi.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Virus corona memang sudah berhasil menyebar ke ratusan negara di dunia. Kini semua negara dengan berbagai kebijakannya, berupaya mencegah virus masuk ke negaranya, mencegah virus menular di penduduk negaranya, dan mengobati rakyat yang sudah terpapar virus corona. 

Namun yang masih menjadi tanda tanya, hingga kini belum terjawab, virus corona itu sampai merajalela menyeberang ke seluruh dunia, apakah benar karena virus berawal mula dari binatang berjenis kelelawar dan ular atau dari jenis binatang lain, atau sebenarnya, virus malah memang buatan manusia. 

Menjawab pertanyaan-pertanyaan asal muasal virus corona ini, mungkin bisa kita telusuri berita-berita berikut yang bisa jadi juga masih sebatas dugaan, namun dapat dijadikan bahan pemikiran untuk menelaah kebenarannya atau malah semakin menggiring kepada hal yang salah. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Saya lansir dari Suara.com, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China, Zhao Lijian menuding bahwa Amerika Serikat adalah dalang dari virus corona. Hal tersebut ia nyatakan pada akun twitternya pada Kamis (12/3/2020). 

Saat membagikan video Direktur CDC, Robert Redfield,  Zhao meyatakan; "CDC tertangkap di tempat. Kapan pasien nol mulai di AS? Berapa banyak orang yang terinfeksi? Apa nama rumah sakit? Mungkin tentara AS yang membawa epidemi ke Wuhan." Zhao pun menambahkan, "Jadilah transparan! publikasikan data yang Anda miliki! AS berutang penjelasan kepada kami!" 

Atas pernyataan Zhao ini, benarkah virus Corona memang produksi Amerika? Sementara saat saya lansir berita dari CNN, menyoal spekulasi Zhao ini,  juga terkait dengan kedatangan ratusan atlet militer AS yang datang ke Wuhan dalam rangka Pertandingan Dunia Militer pada Oktober 2019. 

Bahkan video CDC ini, juga dibagikan oleh penyiaran nasional dan Global Times Tabloid. 

Atas semua kejadian ini, beberapa media sosial China dan bahkan pemerintah negara itu telah meluncurkan kampanye untuk mempertanyakan asal-usul virus corona yang memang ditemukan di Wuhan dan sejak saat itu virus mulai mewabah ke berbagai wilayah. 

Karenanya saat berbicara konferensi pers di Beijing pada 4 Maret, Zhao mengatakan kepada wartawan bahwa, "Belum ada kesimpulan tentang asal-usul virus dan para ilmuwan China masih melacak dari mana asalnya." 

Selain Zhao, Zhong Nanshan, pakar terkenal penyakit menular China pada (27/2/2020) juga mempertanyakan dari mana virus corona berasal, sebab infeksinya pertama kali ditemukan di China namun, virusnya mungkin bukan berasal dari China saat konferensi pers. 

Sependapat dengan Zhao dan Zhong, pada Kamis (12/3/2020), Hua Chunying, Kepala Departemen Informasi Kementerian Luar Negeri China menyatakan juga mengatakan bahwa benar-benar salah dan tidak pantas untuk menyebut corona berasal dari China. 

Pernyataan itupun sebelumnya diungkap oleh Duta Besar China untuk Afrika Selatan, Lin Songtian, yang juga bercuit di twitter pada 8 Maret dengan membuat pernyataan bahwa meskipun epidemi pertama tercatat di Tiongkok, itu tidak berarti virus itu berasal dari China. 

Entah, apakah tuduhan Zhao, pembelaan  Zhong, Hua, dan Lin hanya sekadar konspirasi dan pengalihan isu? Bila benar hanya sekadar tuduhan, bahkan sekadar konspirasi dan pengalihan isu, maka bisa jadi benar, epedemi virus Corana diawali oleh kelelawar atau ular. 

Namun, bila tuduhan itu benar, maka sejatinya dunia sedang dalam bahaya dari "uji coba" senjata pemusnah masal biologis. 

Memang, tidak seperti tuduhan dan pernyataan para pejabat China di atas, rekan satu kantor Zhao, Geng malah menyatakan bahwa dalam menghadapi corona sikap saling tuduh bukan hal yang tepat dan menulis di twitter, "Kami tidak berharap melihat ada yang membuat masalah untuk menstigmatisasi negara lain, dengan Covid-19 yang berkembang menjadi pandemi, dunia harus bersatu untuk melawannya, bukannya meratakan tuduhan dan serangan terhadap satu sama lain, yang sama sekali tidak konstruktif." 

Sejatinya, baik tuduhan maupun pendapat  para pejabat China, memang cukup dapat  dikatakan logis, masuk akal. Mengapa? 

Pengamat militer dan pertahanan Indonesia, Connie Rahakundini Bakrie menegaskan bahwa semua pihak memang harus khawatir dengan virus corona yang menyebabkan SARS-CoV-2 karena menurutnya, SARS-CoV-2 diduga senjata biologi. 

Kepada awak media, di Jakarta, Selasa (12/3/2020) Connie pun berujar: "Kalau saya melihatnya, corona ini harus kita anggap sebagai senjata pemusnah masal. Apapun yang berbau biologi di mata saya sekarang, itu lebih mengerikan daripada yang berbau nuklir."

Apa latar belakangnya? Berdasarkan laporan Chemical, Biological, Radiological & Nuclear (CBRN) Defence Market pada 2017 menjadi salah satu dasar SARS-CoV-2 sebagai senjata biologi. Ternyata, saat ini sudah ada alat untuk menghadapi senjata kimia, biologi, radiologi, dan nuklir. 

Bahkan, permintaan alat tersebut diprediksi meningkat pada 2023. Selain data dan laporan tersebut, keberadaan SARS-CoV-2 sebagai senjata biologi, juga merujuk pada pernyataan mantan perwira intelijen Central Intelligence Agency (CIA) Philip Giraldi yang mengatakan bahwa SARS-CoV-2 bukan terjadi secara alami melalui mutasi genetika. 

Giraldi menyebut virus mematikan itu sengaja diproduksi di laboratorium oleh Amerika Serikat bekerjasama dengan Israel. AS sengaja membuat virus itu untuk menghancurkan China dan Iran yang merupakan musuh terbesarnya. 

Melihat fakta dan serangan virus corona, pernyataan Giraldi, memang masuk akal. Lebih masuk akal lagi, saat Connie juga membeberkan bahwa senjata biologi memiliki daya tarik untuk digunakan karena sangat murah. 

Berdasarkan data, dia menyebut 1 kilometer persegi serangan senjata biologi hanya US$1, pun tidak mudah dideteksi, baik dengan X-ray atau anjing pelacak, serta mudah diangkut. Bertolak belakang dengan senjata konvensional yang memerlukan biaya US$2 ribu; senjata nuklir US$800; dan senjata kimia US$600. 

Manakah pernyataan-pernyataan para pihak tersebut yang akan kita percaya sebagai rujukan? Benarkah virus corona memang asli dari China atau benar buatan Amerika? Benarkah pernyataan pejabat CIA? Benarkah analisis Connie? 

Semua ada alasan dan logika untuk menyatakan benar dan salah, bila Amerika juga dapat membuktikan bahwa tuduhan China salah, pernyataan pejabat CIA juga tak benar. Yang pasti, apapun kebenaran asal muasal virus corona ini, dan bisa jadi apa tujuannya bila virus corona buatan manusia, semua sudah dapat diterka. 

Kini, semua negara yang terpapar virus corona sedang berjuang sendiri-sendiri, mencegah, melindungi, mengisolasi, mengobati. 

Apakah para kelelawar dan ular akan tertawa bahagia, karena wabah yang mereka tebarkan berhasil menjadi senjata pemusnah massal? Atau para manusia pembuat virus corona kini, sedang merancang lahirnya virus lain, karena peluncuran percobaan virus corona dianggap berhasil? 

Mana yang benar? Ini hanya coba-coba dan menerka saja, karena andai virus Corona memang dicipta manusia, maka betapa jahat "dia". 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB