x

Seorang petugas medis menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona di Zhongnan Hospital of Wuhan University, Wuhan, Cina, Jumat 24 Januari 2020. FOTO/ANTARA/HO-Xinhua/Xiongqi/mii/aa

Iklan

honing

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Maret 2020

Rabu, 18 Maret 2020 10:23 WIB

Berkumpul untuk Berdoa Bukan Cara Menangkal Covid-19

Jadi, yang diperlukan sekarang bukan bersama secara fisik, tapi kebersamaan dalam bersikap. Kurangi kontak yang tidak perlu, berhenti keluar rumah dalam beberapa minggu, dan ikuti prinsip-prinsip sains yang ada. Sekali lagi. Satu-satunya cara yang tepat dalam menghadapi Covid-19   ini adalah dengan mengikuti prinsip-prinsip sains yang ada.  Bukan dengan cara-cara yang lain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Penulis: Honing Alvianto Bana

Sejak beberapa minggu lalu, saat pemerintah pertama kali mengumumkan,  bahwa ada dua orang warga Indonesia positif terjangkit virus corona, seketika Indonesia pun heboh. Begitu juga, ketika terjadi peningkatan pasien yang positif terserang Covid-19 di berbagai daerah di Indonesia.

Sayangnya, peningkatan pasien dan penyebaran itu, justru membuat banyak pihak di berbagai daerah di Indonesi menganggap enteng virus ini. Tak terkecuali, sebagian masyarakat didaerah saya, Nusa Tenggara Timur.  

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Alasannya bermacam-macam. Salah satunya adalah mereka percaya bahwa doa bisa menangkal virus Covid-19  ini.

Secara nalar itu tidak masuk akal. Kalau orang di daerah lain sudah tertular, orang di daerah kita juga punya peluang yang sama untuk tertular. Apalagi, kalau kita berinteraksi dengan orang-orang yang secara tidak sadar sudah terjangkit, tidak mungkin kita tidak terjangkit.

Sayangnya, tidak sedikit orang yang  masih sibuk mencari-cari penjelasan-penjelasan yang belum terbukti secara ilmiah untuk membenarkan keyakinannya.

Ada yang percaya dengan mengkomsumsi jahe dan kunyit adalah penangkal terbaik dari virus Corona ini. Ada juga yang percaya bahwa dengan berkumpul dan berdoa maka virus ini akan hilang dengan sendirinya. Seolah-olah orang-orang yang sudah terjangkit itu karna tidak  pernah berdoa.

Bersandar Pada Sains

Sains, atau ilmu pengetahuan, adalah sebuah upaya manusia untuk memahami alam semesta beserta segala isinya. Yang menjadi ciri khas sains adalah pendekatannya yang rasional dan eksperimental. Artinya, semua argumen yang dibangun haruslah masuk akal, dan bisa diuji di dalam berbagai bentuk eksperimen.

Hasil dari sains adalah pengetahuan yang lebih dalam tentang segala sesuatu di alam semesta ini. Pengetahuan tersebut haruslah memiliki kemampuan untuk meramalkan apa yang mungkin terjadi di masa depan.

Ia juga harus menjawab beberapa pertanyaan yang ada, sekaligus membuka pertanyaan-pertanyaan baru untuk diteliti lebih jauh. Buah dari sains adalah teknologi yang digunakan untuk mempermudah kehidupan manusia.

Sayangnya, di negara kita, sebagian orang meski dalam kesehariannya menggunakan produk dari sains, tapi ia menolak untuk memahami prinsip-prinsip dalam sains. Sebagian lagi, memilih data-data dari sains untuk membenarkan keyakinannya. Padahal, itu sangat berbahaya karna justru menyesatkan orang-orang.

Kita tidak boleh mencomot secuil data dan fakta dari penelitian ilmiah untuk membenarkan keyakinan religius kita. Kita juga tidak boleh mencomot seenaknya data dan fakta dari penelitian ilmiah untuk kepentingan politik ataupun ekonomi kita. (Degrasse Tyson, 2015)

Jika kita melakukan itu, kita sedang merusak nalar kita sebagai manusia, dan menghancurkan ilmu pengetahuan. Sayangnya, itu yang kerap kali kita lakukan di Indonesia.Orang mengambil secuil data sains untuk membenarkan keyakinannya.

Ada yang percaya bahwa virus Corona tidak mungkin terjangkit pada ras tertentu. Atau, didaerah ini memiliki iklim yang berbeda sehingga virus tersebut tidak mungkin mampu bertahan dan menyebar.

Hal-hal itu seringkali disampaikan seolah-olah ilmiah, padahal tak berdasar dalam sains.

Selanjutnya: Wabah corona adalah persoalan sains

Ikuti tulisan menarik honing lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu