Gaya hidup masa kini dipengaruhi oleh perkembangan teknologi. Pernyataan tersebut adalah hal mutlak dan keniscayaan. Teknologi yang telah dikembangkan pasti akan dimanfaatkan oleh manusia, tidak mungkin tidak. Oleh karena itu, banyak sekali sektor yang turut berkembang dan mulai menggeser alat-alat manual, bahkan manusia dengan teknologi yang telah dibuat.

Banyak perdebatan mengenai perkembangan teknologi dan penyerapan tenaga kerja, memang pasti akan ada banyak pengurangan, tetapi apa yang harus coba ditelaah lebih lagi dari fenomena ini? Tentu saja celah yang bisa diambil dan dimanfaatkan oleh para tenaga kerja.

Salah satu yang harus disiasati adalah mempersiapkan agar generasi muda mendapat paparan teknologi yang cukup. Barangkali jika tinggal di daerah pusat, semua akan mudah. Tetapi bagaimana jika tinggal di pinggiran atau pedalaman? Sudah akses sulit, daya ekonomi juga seperti menambah keterpurukan sebab teknologi adalah nomor kesekian dari kebutuhan.

Oleh karena itu, sekolah atau instansi pendidikan adalah sebuah terobosan bak malaikat yang bisa meloloskan generasi muda dari jebakan-jebakan ini. Salah satu instansi pendidikan dengan fokus pada dunia kerja adalah SMK atau Sekolah Menengah Kejuruan. Namun meski begitu, nyatanya kurikulum yang diselenggarakan belum mengakomodasi secara penuh perkembangan teknologi dan penerapannya di dunia kerja esok hari. Sehingga ada sedikit ketimpangan atau gap di antara keduanya.

Menyikapi hal tersebut, Bupati Tasikmalaya, H. Ade Sugianto pun berinisiatif untuk melaksanakan pembaharuan kurikulum untuk SMK. Kurikulum tersebut nantinya akan berpijak pada pengembangan teknologi. Siswa juga akan dibekali tentang prosedur kerja melalui platform-platform di internet, seperti Youtube. Dalam merealisasikan hal ini, Bupati Tasikmalaya akan berkoordinasi terus dengan Dinas Pendidikan.

Ikuti tulisan menarik Cahaya Tasikmalaya lainnya di sini.