x

Ilustrasi bekerja dari rumah. Shutterstock

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 20 Maret 2020 06:18 WIB

Soliter Demi Solidaritas: Apa yang Dapat Kita Sumbangkan?

Dengan menarik diri dari keramaian dan berdiam diri di rumah, kita dapat berkontribusi dalam menekan penularan, menghentikan hoax, meringankan beban petugas kesehatan, dan memulihkan kesehatan masyarakat. Berdiam diri di rumah merupakan wujud solidaritas sosial kita.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dengan berdiam diri di rumah, setiap warga telah berikhtiar menjaga diri sendiri dari kemungkinan terpapar Covid-19--tentu saja, jika di rumah tidak ada kerabat yang positif Corona. Berdiam diri di rumah untuk sementara waktu juga penting bagi kita agar badan tetap bugar atau memulihkan diri dari sakit dan kelelahan, sebab orang kerap lupa bahwa menjaga kesehatan diri sendiri juga merupakan kewajiban setiap orang.

Ketika mencegah diri agar tidak jatuh sakit masih mungkin diikhtiarkan, maka membiarkan diri terpapar penyakit semestinya tidak dilakukan. Berdiam diri di rumah dalam konteks menekan penyebaran virus Corona merupakan bagian dari tindakan ini. Memang perlu kemauan untuk tetap tinggal di rumah karena kebiasaan bepergian sudah mendarah daging, baik karena alasan pekerjaan, bermain, mengunjungi pusat hiburan, berbelanja, bersilaturahim, atau menghadiri kegiatan lain seperti majelis taklim atau ibadah lainnya.

Dengan berdiam diri di rumah masing-masing, setiap warga telah berkontribusi dalam menahan laju penyebaran virus Covid-19, yang berarti kita saling menyelamatkan jiwa satu sama lain. Semakin banyak orang berkerumun, semakin besar peluang tertular dan ini berarti meningkatkan jumlah orang yang berpeluang terpapar virus Covid-19. Menarik diri dari keramaian atau uzlah atau retreat merupakan salah satu wujud solidaritas sosial kita untuk menekan tingkat penularan dan penyebaran virus. Setiap orang dapat berkontribusi sosial dengan melakukan hal ini, di samping melakukan hal-hal lain yang positif bagi diri sendiri maupun masyarakat.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Soliter (meskipun sebenarnya bukan benar-benar soliter) bukan sekedar tinggal di rumah, tetapi juga menahan diri dari melakukan hal-hal yang tidak bermanfaat atau malah membahayakan secara sosial. Bersikap soliter berarti tidak menyebarluaskan kabar yang belum pasti kebenarannya, apa lagi menyebarkan informasi yang jelas-jelas hoax.

Dalam situasi normal, hoax sudah kerap memakan korban dan menciptakan kebingungan, apa lagi dalam situasi seperti sekarang ketika masyarakat mencari kejelasan dan kepastian tentang banyak hal. Dengan menahan diri untuk tidak memproduksi hoax (baik sengaja maupun karena ketidaktahuan) dan tidak menyebarluaskan informasi yang belum pasti kebenarannya berarti kita telah berkontribusi positif bagi masyarakat.

Selanjutnya: Ikut meringankan beban tenahga medis

<--more-->

Memberikan dukungan kepada keluarga yang anggotanya terpapar Covid-19 akan jauh lebih baik dan jauh lebih bermanfaat ketimbang memproduksi dan menyebarluaskan hoax ataupun lelucon yang tidak pada tempatnya. Saat ini adalah waktunya untuk saling mendukung satu sama lain, bukan meremehkan dan menjadikan lelucon apapun yang terkait Covid-19. Kita dapat melakukannya dari rumah masing-masing.

Dengan uzlah dan berdiam diri di rumah, terutama bagi yang bisa bekerja atau diizinkan untuk bekerja dari rumah, serta menghindari kerumunan sesungguhnya kita telah berkontribusi dalam menurunkan ketegangan sosial. Dalam situasi seperti sekarang, berkumpulnya banyak orang di satu lokasi--apakah itu konser, pertandingan olahraga, ibadah, pertemuan politik dalam rangka pilkada, atau majelis--telah memantik suasana tegang di antara yang pro dan kontra berkaitan potensi risikonya dalam menularkan virus Corona. Bila kita dapat sama-sama bersepakat untuk tinggal di rumah untuk beberapa hari ke depan, ketegangan semacam itu tidak akan muncul dan meringankan beban sosial kita.

 

Dengan tinggal di rumah, kita juga ikut meringankan beban para tenaga kesehatan, baik dokter dan perawat, maupun tenaga pendukungnya--apoteker dan asistennya, tenaga administrasi, petugas kebersihan rumah sakit, dst. Semakin banyak orang yang terpapar virus ini, semakin berat beban pekerjaan yang harus ditunaikan oleh para tenaga medis. Jika beban pekerjaan ini telah melampaui beban yang mampu mereka tanggungkan, tenaga medis pun akan kelelahan. Tubuh yang lelah dan kurang istirahat cenderung rentan terhadap serangan virus. Ini menjadikan penyebaran virus tidak segera dapat dihentikan.

Jadi, soliter adalah salah satu wujud solidaritas sosial yang dapat kita jalankan. Kita menarik diri untuk sementara waktu dari keramaian dan kesibukan di luar rumah, hingga keadaan sudah membaik. Bagi siapapun, ini dapat menjadi momen yang sangat baik untuk merenung: apa sebenarnya yang tengah terjadi, mengapa makhluk yang tidak kasat mata ini demikian mencemaskan manusia di seluruh muka Bumi? >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler