x

Ilustrasi anak cium tangan saat lebaran. shutterstock.com

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 20 Maret 2020 10:36 WIB

Siap-siap Mudik-Lebaran Online

Ramadhan belum juga tiba, tapi sudah ada yang berpikir tentang mudik Lebaran. Jikalaupun kita tidak bisa mudik, Lebaran online setidaknya dapat kita jadikan ajang silaturahim yang sama baiknya dan mengesankan lantaran jadi kenangan yang langka. Untuk sekarang, yuk kita fokus menghadapi Covid-19 yang jelas-jelas ada di depan mata.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Bulan Ramadhan belum lagi tiba, puasa belum lagi dijalani, tapi banyak orang sudah membayangkan bagaimana jadinya jika 24 Mei nanti, saat Hari Iedul Fitri tiba (menurut Muhammadiyah) dan wabah corona belum berlalu? Mestikah kita berlebaran secara online, bersilaturahim dengan kerabat --kakak, adik, bibi, paman, kakek, nenek, teman-teman lama-- lewat video call?

Tiket mudik Lebaran biasanya sudah ramai dipesan bahkan sebelum Ramadhan tiba, kalau tahun ini 24 April, in syaa Allah. Kira-kira satu bulan lagi. Biasanya masyarakat sudah berebut tiket kereta, bis, pesawat, maupun kapal laut. Program mudik gratis pun diburu. Namun kali ini loket-loket pemesanan agaknya masih sepi pengunjung. Belum ada kepastian bagi warga penghuni kota-kota besar untuk bisa pulang ke kampung halaman saat Lebaran. Corona membuat banyak orang gamang untuk memesan tiket sejak dini.

Bila wabah corona tidak segera berakhir, memang sukar bagi warga kota untuk mudik lantaran alasan kesehatan bagi diri pemudik sendiri maupun bagi orang lain. Status darurat corona diberlakukan hingga 29 Mei atau beberapa hari setelah Hari Iedul Fitri. Bila aturan diberlakukan secara ketat, tidak mudah bagi warga yang ingin mudik untuk mewujudkan rutinitas tahunan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Perjalanan mudik memang harus aman, selamat, dan sehat. Tantangan yang dihadapi pada tahun ini bukan sekedar kemacetan bagi pemudik berkendaraan bermotor. Jalan tol membentang dari ujung barat ke timur, walau bukan jaminan akan selalu lancar. Namun begitu, tantangan lebih besar justru dari virus corona. Mampukah kita melewati masa-masa sukar yang mungkin masih mengintai hingga saat Hari Iedul Fitri tiba?

Tidak ada jawaban pasti yang dapat dijadikan pegangan, mengingat jumlah kasus positif masih bertambah di berbagai daerah. Beberapa ahli memprediksi bahwa puncak wabah ini, untuk Indonesia, akan terjadi beberapa pekan lagi. Untuk Jakarta, dengan jumlah kasus ditemukan paling banyak sejauh ini, belum diberlakukan lockdown, tapi Gubernur Anies Baswedan sudah mengimbau warga Jakarta agar tidak meninggalkan ibukota hingga tiga pekan ke depan.

Apapun dapat terjadi, namun kita berharap yang terbaik bagi semua. Lantaran itu, alih-alih memikirkan bagaimana dan kapan kita mudik Lebaran tahun ini, akan lebih bagus bila pikiran, hati, dan sumber daya masing-masing difokuskan dulu pada ikhtiar mengatasi invasi Covid-19 secara bersama-sama. Rencana apapun untuk mudik akan sukar terlaksana apabila kondisi dan situasi saat ini tidak kita atasi terlebih dulu.

Mengatasi invasi Covid-19 mesti jadi prioritas bersama. Menjadikan pemulihan kesehatan warga sebagai agenda sosial bersama akan membuat ekonomi kembali berjalan normal. Mudik Lebaran memang membawa dampak pergerakan ekonomi, tapi mudik akan sukar diwujudkan jika yang mau mudik tidak sehat dan ancaman Covid-19 masih berkeliaran di mana-mana.

Jikalaupun kita tidak bisa mudik, lebaran online setidaknya dapat kita jadikan ajang silaturahim yang sama baiknya dan mengesankan lantaran jadi kenangan yang langka. Untuk sekarang, yuk kita fokus menghadapi Covid-19 yang jelas-jelas ada di depan mata. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

4 hari lalu