x

Iklan

Dera Amelinda

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 18 Maret 2020

Sabtu, 21 Maret 2020 07:54 WIB

Projo Buritan: Pasar di Tengah Sejuknya Hutan Bambu

Menjelaskan tentang atraksi wisata baru berupa pasar lawas di Wonosobo

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Hutan bambu, semuanya pasti tidak asing dengan tanaman yang satu ini. Hawa mistik yang selalu melekat pada hutan bambu dapat diubah menjadi hal yang menyenangkan. Hal ini dilakukan oleh masyarakat Binangun, Kecamatan Mudal, Mojotengah, Wonosobo, Jawa Tengah. Terletak di daerah pegunungan, masyarakat yang tinggal sangat bersemangat untuk mengembangkan sebuah pasar. Pasar ini diberi nama Projo Buritan, dengan suasana yang sejuk karena tempatnya yang tinggi dan di tengah rimbunan pohon bambu menjadi daya tarik tempat ini.

Konsep yang diusung oleh Pasar Projo Buritan yaitu pasar lawas yang  hanya buka pada setiap Minggu pagi sampai sore. Kelebihan dari tempat ini yaitu wisatawan tidak akan membayar biaya retribusi untuk mengunjunginya. Pasar ini memiliki fasilitas yang cukup banyak, seperti pedagang yang berjualan jajanan tradisional, tempat bermain anak, spot-spot foto yang instagramable, toilet, tempat sampah, dan tempat cuci tangan. Hampir semua bahan untuk menunjang fasilitas menggunakan bahan bambu agar ramah lingkungan.

Hal yang menambah rasa seperti berada di zaman dulu, yaitu alat pembayaran untuk jual beli. Alat yang digunakan adalah sebilah bambu yang dipotong kecil berbentuk jajar genjang dan disebut dengan kepeng. Pengunjung dapat menukar setiap Rp2.000 dengan satu kepeng. Harga yang tertera pada setiap kedainya menggunakan jumlah kepeng yang diperlukan untuk membeli jajanan tersebut.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Jajanan pasar yang ditawarkan memiliki berbagai macam jenis. Terdapat makanan yang sudah hampir hilang karena daya saing dengan makanan dari luar negeri. Salah satu contohnya bubur sumsum, bubur ini sudah cukup jarang yang memproduksinya kecuali masyarakat memasaknya sendiri. Semakin berkembangnya globalisasi di era sekarang, maka generasi muda seharusnya diperkenalkan dengan makanan-makanan lawas ini. Hal tersebut bertujuan untuk tetap melestarikan ciri khas dari bangsa sendiri. Selain bubur, terdapat pula jenis makanan yang terbuat dari singkong seperti gethuk dan kemplang.

Setelah kenyang dengan jajanan tradisional, wisatawan dapat bermain menggunakan permainan tradisional yang tersedia. Terdapat ayunan, halang rintang, jungkat-jungkit, dan area memanah. Pada area memanah wisatawan harus membayar satu kepeng untuk mencoba memanah dengan tiga kali percobaan. Arena permainan tradisional menjadi tempat favorit untuk anak-anak. Tidak kalah dengan anak-anak banyak juga remaja yang hanya berfoto di arena ini, karena tempatnya yang sangat instagramable.

Masyarakat yang mengelola sangat antusias terhadap wisatawan yang datang. Mereka sangat ramah dan senang untuk membantu wisatawan dari luar kota yang ingin tahu tentang hal-hal yang ada di Projo Buritan. Pengelolaan pasar ini mengikutsertakan masyarakat muda yang ada. Hal ini  bertujuan agar mengisi waktu libur dan dapat mempererat hubungan antar warga. Setiap beberapa jam sekali akan ada pengelola yang berkeliling pada setiap pedagang untuk menukarkan kepeng yang terdapat dengan uang rupiah.

Untuk dapat menikmati sejuknya Projo Buritan jalan yang ditempuh cukup mudah. Wisatawan bisa langsung mencari di Google Maps dengan kata kunci Pasar Projo Buritan. Aksesibilitas yang ada sudah cukup memadahi, karena hampir semua jalan sudah menggunakan aspal. Namun, terdapat beberapa titik yang masih berlubang dan perlunya andil pemerintah dan masyarakat untuk memperbaikinya. Akses menuju tempat ini akan menemui cukup banyak tanjakan karena memang berada di sekitar pegunungan. Sebelum masuk ke area pasar terdapat lahan parkir yang cukup memadai saat jumlah pengunjung yang meningkat.

Upaya pengelola dan pemerintah dalam mempromosikan Projo Buritan sangat jelas terlihat dari beberapa kegiatan yang diadakan di tempat ini. Banyaknya kegiatan yang dilakukan menjadi salah satu cara yang baik untuk mempromosikan dan mengembangkan tempat ini. Pelestarian dan tetap menjadi keaslian dari produk yang ada dapat terus menjaga agar Projo Buritan tetap ada. Selain itu, agar semakin banyak wisatawan yang hadir untuk menikmati dan menepi dari kebisingan kota di tempat ini.

Ikuti tulisan menarik Dera Amelinda lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

58 menit lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB