x

Seorang petugas medis menangani pasien yang diduga terinfeksi virus corona di Zhongnan Hospital of Wuhan University, Wuhan, Cina, Jumat 24 Januari 2020. FOTO/ANTARA/HO-Xinhua/Xiongqi/mii/aa

Iklan

dian basuki

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Rabu, 25 Maret 2020 08:08 WIB

Membangun Pengetahuan dari Invasi Corona

Sebagai kajian epidemiologi, kesehatan masyarakat, biologi molekuler, hingga kebijakan publik dan sosiologi, invasi Corona merupakan bahan yang kaya. Namun, bahan ini akan berhenti sebagai material belaka apabila kita tidak dapat mengonstruksi pengetahuan dari dalamnya.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya


Setiap kejadian berpotensi mendatangkan pembelajaran, termasuk ketika kita--manusia di muka bumi--diinvasi oleh virus corona. Makhluk tak kasat mata ini mampu memporakpornadakan sendi-sendi kehidupan kita, dari yang material hingga jiwa. Dalam waktu singkat, corona merusak bukan hanya kesehatan manusia, tapi juga menggerogoti kegiatan ekonomi, pendidikan, dan sendi kehidupan lainnya dengan cara yang demikian mencemaskan.

Invasi virus corona ini memperlihatkan dengan jelas bahwa kita, sebagai bangsa, tidak cukup belajar dari pengalaman masa lampau sehingga gagap tatkala menghadapi perubahan situasi yang sangat tiba-tiba. Di saat kita semestinya dapat mempersiapkan diri sebelum ancaman tiba, kita justru sempat meremehkan invasi ini, sehingga terlambat memberi respons. Kita kemudian terkejut ketika korban berjatuhan dan penyebaran virus ini demikian cepat nyaris tidak terbendung--dalam hal jumlah maupun luas geografis.

Sembari menghadapi tantangan corona yang belum usai ini, penting bagi kita untuk memikirkan tentang bagaimana mengonstruksi pengetahuan mengenai invasi virus ini. Bangsa yang mau belajar niscaya tidak akan menyia-nyiakan pengalaman pahit semacam ini serta menarik pelajaran darinya. Pengetahuan yang dikonstruksi atau dibangun dari peristiwa ini maupun cara kita meresponnya akan sangat berharga di waktu kemudian.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Para ahli kesehatan masyarakat, epidemiolog, ahli biologi molekuler, hingga studi kebijakan publik dapat berkolaborasi dalam membangun pengetahuan ini. Beragam data dapat dihimpun sejak kita mendengar kabar mengenai kasus corona di Wuhan, Cina, hingga apa yang tengah berlangsung saat ini, sampai nanti jika wabah di Indonesia dianggap telah berakhir. Karena itu, seluruh pengalaman ini penting untuk dicatat dan direkam sebagai bahan dasar untuk membangun pengetahuan. 

Data itu bukan hanya terkait perkembangan angka-angka kasus, korban meninggal, kembali sehat, wilayah geografi, cara dan pola penyebaran virus, dan sebagainya, tapi juga respons kebijakan publik yang diambil pemerintah, maupun respons masyarakat dan dunia internasional. Interaksi kita sebagai bangsa dengan dunia internasional tidak bisa diabaikan dalam upaya membangun pengetahuan ini, misalnya bagaimana kita merespons seruan Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Transparansi mengenai keseluruhan data ini menjadi penting agar pembelajaran yang diambil tidak salah atau disalahgunakan untuk membenarkan ataupun menyalahkan pihak tertentu. Kepentingan utamanya ialah membangun konstruksi pengetahuan agar bangsa ini siap menghadapi kejadian serupa di masa mendatang. Tidak boleh ada yang ditutup-tutupi untuk kepentingan yang lain.

Sebagai kajian epidemiologi, kesehatan masyarakat, biologi molekuler, hingga kebijakan publik dan sosiologi, invasi Corona merupakan bahan yang kaya. Namun, bahan ini akan berhenti sebagai material belaka apabila kita tidak dapat mengonstruksi pengetahuan dari dalamnya. Bahan ini akan teronggok sia-sia jika kita tidak mampu menarik pelajaran untuk kebaikan masa mendatang. Upaya menghimpun data ini harus dilakukan seiring dengan ikhtiar kita menangani invasi virus ini agar tidak ada data dan catatan yang terlupakan dan terabaikan. >>

Ikuti tulisan menarik dian basuki lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler