x

Achmad y

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Senin, 30 Maret 2020 06:08 WIB

Permohonan Maaf Achmad Yurianto Ditunggu, dan Jangan Sampai Blunder Ketiga

Mau tidak mau jubir pemerintah Achmad Yurianto memang harus mengucapkan permohonan maaf kepada rakyat. Dan, bila memang ucapan Yuri tidak sengaja atau salah ucap, atau memang beliau kelelahan, harus dicegah agar Yuri tidak membuat blunder ketiga. 

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sebagai manusia biasa, Achmad Yurianto, tentu tidak sehebat yang kita bayangkan. Beban sebagai Juru Bicara (Jubir) Covid-19 pemerintah Indonesia, yang harus selalu prima terutama dalam menjaga kata-kata dan ucapannya tidak meleset, tetapi tepat sesuai kebutuhan, memang tidak mudah. 

Pada akhirnya, dalam situasi tak formal, namun pernyataannya juga tersebar di media sosial dan menjadi santapan netizen/masyarakat, karena entah disadari atau entah disengaja atau tidak Yurianto menyebet perawat adalah roomboy

Hal ini tak pelak membikin Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) melayangkan protes kepada Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto karena keberatan atas pernyataan Achmad Yurianto dalam video akun YouTube Deddy Corbuzier. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Akhirnya, Terawan meminta maaf kepada PPNI atas pernyataan Achmad Yurianto yang membandingkan antara perawat dan roomboy hotel seperti yang disampaikan oleh Ketua Umum PPNI Harif Fadhilah kepada wartawan, Jumat (20/3/2020). 

Ternyata hanya berselang 7 hari dari permohonan maaf Menteri Kesehatan RI kepada PPNI, Achmad Yurianto kembali membuat pernyataan yang malah menyinggung masyarakat Indonesia. 

Bermaksud memberikan semangat demi bersama-sama mencegah Covid 19, Yuri justru mengucap: "Yang kaya melindungi yang miskin agar bisa hidup dengan wajar dan yang miskin melindungi yang kaya agar tidak menularkan penyakitnya.” 

Entah apa maksud pernyataan terakhir Yuri ini, yang disampaikan pada siaran langsung seluruh media televisi nasional di BNPB, Jumat (27/3). 

Bukannya membuat semangat, namun kata-kata terakhir justru menimbulkan perdebatan. Betulkan orang miskin sumber penyakit Covid-19? Atas ucapannya tersebut, masyarakat pun kini masih menunggu pernyataan Kementerian Kesehatan atau dari Yuri sendiri, mengapa sampai terucap "orang miskin menulari yang kaya". 

Harus ada penjelasan, wajib ada permintaan maaf. Sebab, apa yang diucapkan Yuri justru menambah derita dan sakit hati rakyat. Padahal jelas-jelas, kasus 1 dan 2 positif corona di Indonesia bukan orang miskin. 

Karena kasus 1 dan 2 inilah, akhirnya kini ribuan masyarakat Indonesia positif corona dan ribuan lainnya dalam status ODP. Jadi, bila memang ucapan Yuri tidak sengaja atau salah ucap, atau memang beliau kelelahan, maka harus dicegah agar Yuri tidak membuat blunder ketiga. 

Mungkin Yuri perlu diistirahatkan. Sudah terlalu lelah beliau. Dan segera Kemenkes terbitkan surat permohonan maaf kedua, dari kesalahan yang dibuat Yuri. 

Di luar kasus Yuri, yang juga kini semakin mengkawatirkan adalah, semakin latahnya masyarakat terus turut membagikan dan memposting informasi yang sekadar copas dan meneruskan dari masyarakat lain, tanpa terlebih dulu membaca, memahami, dan menyaringnya. 

Perilaku masyarakat yang kini sangat terbudaya memposting segala sesuatu khususnya di media whastapp tanpa saringan, derasnya benar-benar melebihi serangan virus corona itu sendiri. 

Sulit sekali rasanya bila hanya sekadar diingatkan. Tak bedanya imbauan pemerintah yang meminta masyarakat di rumah saja. Semua tak digubris. Diminta di rumah saja, sulit. Diminta setop posting yang membikin panik, susah. Dibilang masyarakat miskin menularkan virus, marah. 

Mungkin, bisa jadi, Achmad Yurianto, memang sengaja mengucap orang miskin penyebar virus corona. Itu adalah kondisi sekarang. Bukan kondisi awal karena "kesal dan capai" mengingatkan masyarakat yang sangat sulit diimbau dan diatur. 

Karena beliaulah orang pertama yang tahu jumlah korban terpapar virus corona sebelum mengumumkan secara resmi ke masyarakat. Namun, apapun ceritanya, Kemenkes memang harus mengeluarkan surat permohonan maaf. 

Jangan dianggap sepele pernyataan Yuri yang menyakiti rakyat. Masyarakat juga demikian. Ayolah ikuti imbauan! Diam di rumah. Setop memposting dan meneruskan informasi yang hanya membikin panik. 

Budayakan membaca tuntas, jadi tidak mempermalukan diri sendiri. Cedaslah. Masa dalam 1 grup wa, informasi yang sama dapat muncul berkali-kali? Lalu, disebarkan ke grup lain, pun berkalu-kali. 

Bodoh sekali anggota grup itu, ya? Sok tahu, tidak menyimak apa yang sudah terjadi di grup. Maka lengkaplah bahwa, hingga kini, dalam wabah corona yang terus masif, masyarakat kita memang sangat nampak   butuh edukasi kecerdasan emosional. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB