x

Seekor sapi di India melahirkan anak sapi dengan dua kepala satu tubuh. Sumber: indiaphotoagency/ Jam Press

Iklan

Abdullah Yatmono

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 30 Maret 2020

Selasa, 31 Maret 2020 08:12 WIB

Cerita PNS Penjaga Sekolah yang Membangun Rumah dari Usaha Ternak Sapi

Cara seorang PNS penjaga sekolah membangun rumahnya tanpa gadaikan SK

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Namanya Pak Agus (nama samaran) seorang penjaga sekolah yang berstatus PNS di salah satu sekolah di Kabupaten Situbondo. Beliau seorang pekerja yang rajin, ulet, dan semangat. Saya terinspirasi dengan beliau yang membangun rumah tanpa ngutang atau menggadaikan SK di bank.

Mungkin sudah pada tahu kalau sebagai PNS itu mudah sekali mendapat pinjaman di Bank dengan "menyekolahkan" SK PNSnya. hehehe..

Oke balik lagi ke pak Agus..  Selain sebagai PNS Penjaga sekolah keseharian Pak Agus  memelihara sapi dua ekor. Sedangkan istrinya buka warung kopi kecil-kecilan di depan rumahnya. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pak Agus membangun rumahnya bisa dikatakan lama, kalau beliau cerita membangun rumahnya menyicil selama 15 tahun. Kalau tanahnya memang sudah ada. 

Ia memelihara dua ekor sapi limosin sebagai indukan. setiap kali anaknya lahir ditunggu sampai empat atau lima bulan baru dijual. Kalau lagi rejeki nomplok satu ekor sapi umur 4 atau 5 bulan bisa dijual dengan harga 15 juta. Kalau anakan betina limosin dihargai 10 juta. 

Nah dari hasil penjualan anakan itulah beliau gunakan uangnya untuk membangun rumah. Dimulai dari pondasi terlebih dahulu. Setelah membangun pondasi ia lanjutkan lagi dua tahun bangun rumahnya karena menunggu indukan sapi hamil dan melahirkan lagi baru anakannya dijual. 

Jadi setiap kali jual anakan kira-kira dua tahun sekali itulah ia mengumpulkan uang untuk membangun rumah. Kalau ditotal membangun rumahnya habis 200an juta dan itu semua dari hasil ternak sapinya.

Cerita pengalaman beliau dalam membangun rumah menginspirasi saya untuk tetap bersabar. Jangan ngutang-ngutang apalagi kalau hutang di bank bunganya banyak. Selain itu menggadaikan SK juga merusak gaji bulanan. Misalnya, gaji 3 juta setelah dipotong hutang di bank gaji yang diterima bisa 2 juta atau ada yang separuhnya 1,5 juta saja. Kalau gaji sudah rusak semangat kerja pun menurun karena harus cari uang sana sini di luar jam kerja.

Ikuti tulisan menarik Abdullah Yatmono lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler