x

Iklan

Evie Luthfiyah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 3 Februari 2020

Kamis, 2 April 2020 09:33 WIB

Belajar Online, Efektifkah?

Belajar di rumah memang baik untuk menghindari penyebaran pandemic covid-19, namun perkara efektifitas patut dipertanyakan.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

“Saatnya kita bekerja dari rumah, belajar dari rumah dan beribadah di rumah”. Begitu yang disampaikan bapak Presiden Joko Widodo pada 15 Maret 2020 lalu di Istana Kepresidenan, Bogor, Jawa Barat. Pernyataan ini juga yang kemudian menjadi titik awal dari kebijakan belajar dari rumah.

Tentu saja hal ini bukanlah apa yang kita harapkan, belajar bersama di sekolah tentu jauh lebih mengasyikan dibanding belajar sendirian di rumah. Namun dengan semakin mewabahnya novel coronavirus (Covid-19) di Indonesia, dan penularannya yang sangat masif, maka pemerintah mengambil langkah tegas dengan mengurangi perkumpulan atau konsentrasi masa.

Perkantoran, ekonomi, hiburan dan pendidikan menjadi sektor-sektor yang terkena imbas dari kebijakan ini.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada sektor pendidikan, kurikulum belajar mengajar pada jenjang sekolah dan kuliah mengalami penyesuaian. Karena siswa terpaksa harus dirumahkan demi memutus penyebaran pandemic covid-19, pemerintah melalui dinas terkait memberikan kebijakan belajar dari rumah selama 14 hari (terhitung 16-30 Maret 2020), yang kemudian waktunya diperpanjang lagi mengingat pesebaran pandemi ini yang semakin berbahaya.

Nah, demi mengontrol anak-anak benar-benar belajar dalam situasi ini, pihak sekolah atau kampus memberikan kebijakan kelas online. Jenjang perkuliahan misalnya, akan ada kelas online melalui aplikasi media sosial whatsapp.

Lalu, apakah belajar dari rumah itu efektif?

Yup, pertanyaan tadi kemudian muncul di kepala kita. Apakah belajar online itu efektif?

Beberapa waktu lalu, beredar tangkapan layar dari seorang wali murid yang terpaksa terlambat mengirimkan foto tugas anaknya, dikarenakan tidak memiliki kuota internet dan harus bekerja dulu untuk membelinya.

Beredar juga pernyataan keluhan dari murid dan bahkan orang tua murid tentang menumpuknya tugas dan minimnya tenggat waktu yang diberikan. Seorang siswa rata-rata mengerjakan 3-4 tugas setiap harinya, dan kendala-kendala lainnya.

Efektifkah kebijakan belajar daring ini? Bukankah sebaiknya di tengah kondisi wabah seperti ini anak-anak diberikan waktu yang lebih luang dengan keluarganya? Membantu pekerjaan ibu, ayah dan pekerjaan rumah lainnya?

Bukankah dengan membebankan tugas berlebih, akan mengakibatkan anak stres?

Tapi, di balik riweuhnya sistem belajar online ini. Ada hikmah yang dapat dipetik oleh kita semua, utamanya orang tua.

Beberapa waktu terakhir, banyak kejadian yang mencederai dunia Pendidikan tanah air.

Masih lekat di ingatan, bagaimana beberapa waktu lalu seorang pejabat daerah datang dengan mobil dinasnya ke sebuah pondok pesantren dan memaki-maki pimpinan pondok pesantren karena anaknya dikeluarkan. Atau mundur lagi ke belakang, saat dimana seorang wali murid menganiaya seorang guru hanya karena anaknya dijewer, dan kejadian-kejadian miris lain yang menimpa dunia Pendidikan di negeri ini.

Kemudian, Allah turunkan wabah ini. Wabah yang memaksa setiap orang tua untuk menjadi pengajar di rumah, dan merasakan betapa tidak mudahnya menjadi pengajar di sekolah. Orang tua akan merasakan sulitnya mendisiplinkan anak unutk belajar, dan membayangkan bagaimana sulitnya guru harus mendisiplinkan puluhan anak didik di kelasnya.

Kita sebagai muslim tentu yakin bahwa selalu ada hikmah di balik peristiwa.

Kita tentu berharap musibah ini segera Allah angkat, sehingga kita dapat kembali beraktivitas seperti biasa. Belajar di sekolah, beribadah ke masjid dan hal-hal lain yang terpaksa sekarang dibatasi.

Dan semoga, setelah wabah ini Allah angkat, kita semua berubah menjadi hamba-hambanya yang semakin kokoh imannya, semakin peduli pada sekitar dan semakin menghargai antar sesama.

Dan ingatlah firman Allah berikut:

  فإن مع العسر يسرا، إن مع العسر يسرا

“Sesungguhnya setelah  kesulitan itu terdapat kemudahan, sesungguhnya setelah kesulitan itu ada kemudahan.”

Hujan pasti berhenti, badai pasti berlalu, malam pasti berganti menjadi siang, in syaa Allah kita bersama akan melewati ujian ini dengan karunia dan pertolonga dari Allah.

Hasbunallah wani’mal wakil ni’mal maula wa ni’man nasir

 

Alfaqiiroh_

 

Ikuti tulisan menarik Evie Luthfiyah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler