x

Iklan

Faqih usman

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 21 Januari 2020

Kamis, 2 April 2020 11:26 WIB

Meninggalkan Jawa Barat


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

20 Maret 2020. Sudah seminggu ini penduduk Ar Raayah kehilangan semangat belajarnya. Berbagai berita tentang virus yang sedang trending hilir mudik di ruang kelas. Para dosen sesekali mengabarkan bagaimana virus ini berkembang dan memakan korban jiwa.

Kabar terbaru, di rumah sakit terdekat ada pasien virus tersebut yang sedang dirawat di rumah sakit itu. Terlebih saat para mahasiswa mendengar bahwa universitas di luar sana sudah meliburkan mahasiswanya selama dua minggu, minimalnya, bertambahlah lesu mereka.

Oh ya sebelumnya, aku perkenalkan dulu sekolahku. Sekolahku terletak di Sukabumi, Jawa Barat. Sebuah sekolah tinggi bahasa arab yang didatangi dari penjuru Indonesia. Dari Sabang sampai Merauke.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sesuai tradisi para mahasiswa akan pulang ke kampung halaman sekali dalam setahun. Pada saat Ramadhan datang sampai bulan Syawal berakhir. Luas sekolahku hanya 15 ha. Didalamnya ada asrama mahasiwa dan mahasiswi dan terletak secara terpisah dan dikeliling oleh dinding tinggi untuk memisahkan antara asrama mahasiswa dan mahasiswi. Perumahan dosen, 4 lapangan bola, kantin, gedung perkuliahan dan masjid. Sebuah masjid besar tanpa tiang penyangga dan menjadi ikon sekolahku.

Semenjak munculnya virus corona atau covid-19 sekolah kami terlebih dahulu menerapkan lockdown. Membatasi siapa yang keluar dan melarang siapapun untuk masuk kedalam, kecuali memang memiliki kepentingan dan itu pun harus disterilkan dengan hand sinitizer. Iya, kami tidak dipulangkan. Memang beresiko terjadi penyebaran virus tapi hal itu dilakukan untuk mencegah penyebaran yang lebih besar apabila mahasiswa dipulangkan dan terkena virus diperjalanan lalu meyebarkan ditepat mereka tinggal.

Setelah berjalan satu minggu dari surat keputusan Gubernur Jawa Barat untuk menghentikan semua kegiatan belajar mengajar, akhirnya tempat dimana aku belajar mengambil keputusan yang sama. Memulangkan semua mahasiswa ke daerahnya tidak terkecuali. Terdengar kabar bahwa desa terdekat ada yang terkena virus 2 orang. Dikhawatirkan menular ke mahasiswa. Tanggal 21 Maret semua mahasiswa diperbolehkan pulang dan tanggal 23 Maret tidak ada mahasiswa yang masih tinggal di asrama.

Tanggal 22 Maret bus-bus luar kota datang mengantar para mahasiswa ke kota asal. Begitu juga dengan perkumpulan mahasiswa dari Jawa Tengah. Total kami cukup banyak. Kami menyewa 2 bis dan satu mobil elf. Kami berangkat jam 10 pagi tanggl 22 Maret. Satu kendaraan melewati satu jalur. Kami mengambil 3 jalur. Jalur utara, jalur selatan dan jalur tengah.

Perjalananku bisa dibilang sangat santai. Rombongan kami terdiri dari 21 orang. Berasal dari berbagai daerah. Tegal, Brebes, banyumas, Purbalingga, Wonosobo, Temanggung, dan Semarang. Untuk ukuran perjalanan yang memakan waktu cukup lama yaitu 12 jam kami berhenti sebanyak 4 kali. Padahal umumnya, maksimal hanya dua kali berhenti.

Drama perjalanan ini dimulai saat koper salah seorang teman kami dari bis lain terbawa rombongan kami. Kami sempat berhenti di depan pintu tol untuk memeriksa apakah benar kopernya terbawa rombongan kami atau tidak.

Perjalanan berlanjut. Kami berhenti di sebuah rest area untuk menunaikan sholat dzuhur dan ashar secara jama’ qhosor. Rest area yang kami singgahi sangat nyaman. Banyak pohon rindang yang ditanam. Kebersihan terjaga. Tempat untuk sholat pun tergolong luas.

Setelah selesai menunaikan sholat perjalan dilanjutkan. Kami kembali berhenti di rest area untuk makan siang. Kenapa tidak sekalian makan di rest area tadi? Saya juga tidak tahu. Hehe. Di rest area tempat kami makan, kami berkordinasi dengan pemilik koper tadi. Koper yang terbawa rombongan kami. Salah seorang penanggung jawab rombongan bis jalur selatan menelepon kami untuk mendiskusikan dimana koper akan diturunkan dan diambil oleh rombongan mereka. Setelah ditemukan titik temu dimana koper akan diambil kami melanjutkan perjalanan.

Di tengah perjalanan supir kami merasakan hal yang tidak beres di mobilnya. Kami berhenti lagi. Memeriksa dan mengistirahatkan mobil. Kepanasan. Kata sopir kami. Kami mengistirahatkan mobil beberapa saat. Setengah kurang lebih. Setelah dirasa cukup kami melanjutkan perjalanan. Ketika itu jam menunjukan jam 03.00 sore. Kami berangkat lagi jam setengah 04.00

Perjalanan kami melalui tol. Mungkin itu penyebab kenapa supir kami begitu santai dalam memimpin perjalanan ini. Waktu sholat maghrib datang. Kami kembali menepi ke rest area terdekat. Menunaikan sholat maghrib dan isya. Di rest area inilah kami juga menaruh koper rombongan bis lain. Nantinya bis tersebut akan mengambil koper tersebut di rest area ini.

Setelahnya, perlajalanan kembali dilanjutkan. Setelah lama beristirahat di rest area. Jarak ke rumah kami tidak lah jauh. Setelah mengantar ke rumah teman kami dari Tegal hanya dua jam kami, rombongan dari Banyumas sampai.

Semoga kita semua selalu diberi kesehatan. Dan kesembuhan untuk mereka yang terkena virus. Aamiin.

 

 

Ikuti tulisan menarik Faqih usman lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB