x

Indra Sjafri

Iklan

Supartono JW

Pengamat
Bergabung Sejak: 26 April 2019

Jumat, 3 April 2020 09:36 WIB

Work From Home ala Direktur Teknik PSSI, Indra Sjafri

Work from home di saat wabah corona setiap orang berbeda sesuai pekerjaannya, nah kali ini kita intip Indra Sjafri.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Dalam kondisi pandemi virus corona yang kini terus menyebar di Indonesia, semua aspek kehidupan sosial, ekonomi, budaya, pendidikan, dan semuanya terkena imbasnya, termasuk olah raga sepak bola. 

Mulai dari sepak bola akar rumput (SSB), klub, hingga timnas, semua dihentikan, sama dengan semua aspek kehidupan lain. Terkait dengan instruksi #dirumahaja, sosial distancing (SD) dan work from home (WFH), PSSI sebagai federasi sepak bola nasional juga sudah memberikan arahan kepada seluruh stakeholder sepak bola nasional agar mematuhi semua anjuran pemerintah tersebut. 

Meski demikian, hingga kini, belum ada pemikiran dari PSSI, bagaimana membantu masyarakat dengan bantuan donasi khususnya yang hidup dari sepak bola, terutama untuk para pemain, pelatih, klub, dan juga para penggiat sepak bola akar rumput dan seluruh yang terkait dengan sepak bola. 

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Sambil menunggu gerakan kepedulian itu hadir, ada baiknya dalam kesempatan ini, saya mengulik apa yang dilakukan oleh Direktur Teknik (Dirtek) PSSI yang baru, Indra Sjafri. 

Sebab, saya yakin, dalam situasi seperti saat ini, menjadi momentum yang tepat pula bagi beliau untuk memikirkan bagaimana kebangkitan sepak bola nasional nanti pasca pandemi corona berakhir. 

Sebelumnya, ada baiknya pula saya coba mengulang deskripsi dan perjalanan Indra hingga sampai menjabat Dirtek PSSI. Mungkin pada waktu yang tepat pula, nanti saya dapat berbincang langsung dengan Indra menyoal Kurikulum Sepak Bola Nasional, seperti sudah saya lakukan dengan Dirtek sebelumnya, Danurwindo, menyoal Kesempurnaan Kurikulum Sepak Bola Nasional, yang saya pandang masih harus disempurnakan, agar dapat dijadikan rujukan. 

Semisal, sebagai panduan dan rujukan untuk pembuatan Buku Pegangan Pelatih Sepak Bola Akar Rumput yang selama ini sedang saya rancang bersama seorang mantan pesepak bola nasional, dan sudah ditunggu penerbit buku, namun belum saya lanjutkan, sebab Kurikulum yang saya maksud masih belum sempurna dijadikan rujukan. 

Untuk itu, saya sangat berharap, estafet Dirtek PSSI ke Indra Sjafri, dapat segera mewujudkan itu semua. Indra Sjafri dengan segudang pengalamannya memang layak mengemban tugas menggantikan Danurwindo yang sudah sangat senior. 

Sepanjang catatan saya, Danurwindo, mantan pelatih PSSI Primavera sudah menjabat Dirtek sejak era Nurdin Halid, tepatnya pada 2010. Oleh kerananya, bila akhirnya Dirtek harus ada regenerasi, maka Indra menjadi sosok yang tepat. 

Bahkan saya lansir dari FIFA, direktur teknik biasa juga disebut direktur pengembangan teknik atau direktur olahraga. Sosok tersebut merupakan penanggung jawab yang memimpin program pengembangan teknik secara nasional. 

Sehingga, sesuai standar FIFA, posisi Dirtek ini tidak melulu identik dengan tim nasional. Secara umum di tangan direktur teknik ini masa depan sepak bola sebuah negara termasuk tim nasionalnya ditentukan. 

Malahan, secara struktur posisi dirtek ini berada di bawah sekretaris jenderal federasi, setara dengan timnas senior, bidang pemasaran dan komunikasi, kompetisi, hingga keuangan dan administrasi. 

Saat pemilihan Indra pun tepat. Sebab, sesuai regulasi FIFA, Dirtek dipilih oleh presiden federasi usai kongres atau berdasarkan kondisi tertentu. Selanjutnya, di beberapa asosiasi negara lain, dirtek menggelar pertemuan yang rutin dengan presiden federasi, sekretaris jenderal guna mendiskusikan masalah spesifik yang terkait dengan teknik pengembangan dan atau tim nasional. 

Kemudian, dalam tugasnya, dirtek mengusulkan kepada sekretaris jenderal, presiden federasi, atau bahkan komite eksekutif tentang visi jangka panjang dan pengembangan strategi teknik dalam beberapa tahun guna meningkatkan level permainan di dalam negeri dan mencapai target baik di dalam maupun di luar lapangan. 

Selain itu, Dirtek bersama departemennya juga bertanggung jawab atas semua implementasi kegiatan yang berkaitan dengan pengembangan teknik, kontrol, pemantauan, dan penilaian, dengan demikian secara struktur kinerja, direktur teknik punya tugas di sisi teknik sedangkan sekretaris jenderal federasi untuk aspek manajemen. 

Menurut FIFA, ada 7 tugas dan tanggungjawab Dirtek suatu asosiasi negara. Di antaranya, Wajib mengurus sepak bola masyarakat(sepak bola akar rumput hingga Liga 1), edukasi pelatih (mencermati lisensi dan program kursus pelatih yang tepat dan kualitas), sepak bola elite (standar kompetisi usia muda hingga klub termasuk sehala regulasinya, menyesuaikan kebutuhan timnas), melakukan penelitian dan pendokumentasian (bank data), sepak bola (ada pengalaman dan prestasi), kepemimpinan dan analisis, serta kemampuan organisasi. 

Sesuai dengan standar garis tugas seorang Dirtek tersebut, dalam percakapan langsung saya melalu pesan whatsapp, hari ini Kamis (2/4/2020) dengan Indra Sjafri, saya menanyakan apa yang kini sedang dilakukan Indra dengan situasi seperti sekarang sebagai Dirtek PSSI baru. 

Indra pun memberikan gambaran tentang apa yang beliau lakukan demi menginventarisir langkah-langkah dan program sesuai tanggungjawabnya. Dalam keseharian Indra mengungkapkan:

"Agenda harian saya adalah bangun pagi pukul 03:30 (shalat). Lalu, pukul 05.30 jogging, berikutnya membiasakan menonton video pertandingan timnas, termasuk Klub Bali United saat saya masih melatih. Kemudian di sore hari, pukul 16.00, jalan sore intensitas rendah, dan istirahat tertib setiap pukul 22.00," tutur dia.

Terkait dengan anjuran pemerintah terkait corona, dengan adanya work from home (WFH), Indra menyebut bahwa WFH sejatinya sudah menjadi budaya kerja dalam kehidupannya bertahun-tahun. 

"WFH memang kehidupan saya bertahun-tahun. Yang saya lakukan ya Mirip dengan TC Timnas, cuma nggak ada kelapangan, tapi dari dulu saya suka dikamar saja kalau TC, kerja dikamar menyiapkan latihan, Diskusi dengan staf juga di camp. Jadi saya nggak canggung sama sekali. Paling saya sekarang bisa ketemu keluarga lebih lama dan kadang kita masak bareng bikin masakan yang gampang," tutur Indra. 

Semoga kondisi WFH yang justru sudah menjadi budaya Indra selama ini, akan cukup siginifikan membantu Indra dalam merumuskan dan membuat program Dirtek, minimal sesuai koridor 7 tanggungjawab sesuai regulasi FIFA, dan akan ada nilai lebih dari kreativitas dan inovasi Indra sendiri. 

Harapan saya, Indra pun akan betul-betul mericek kembali Kurikulum Sepak Bola Filanesia yang sesuai filosofi nusantara, hingga dapat membangun sepak bola akar rumput Indonesia lebih cermat, tepat, dan cerdas.

Selamat #dirumahaja dan suskses dalam WFH demi prestasi sepak bola nasional. Aamiin. 

Ikuti tulisan menarik Supartono JW lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terpopuler