x

Nada nabilla syafiah

Iklan

Nada Nabilla Syafiah

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 8 Februari 2020

Rabu, 8 April 2020 19:19 WIB

Apakah Aku Membunuh Mereka Secara Perlahan?

Aku tersadar dulu, kini, sekarang hingga nantinya

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Kalian punya orang yang sangat disayangi? Tentu!

Kebanyakan orang menjawab orang yang kita sayangi adalah “mereka yang membesarkan dan merawat kita. Tak ada satupun yang bisa menandingi mereka”.  Aku mulai percaya kata ini ketika umurku sedang berkembang. Aku bahkan tak bisa mengelak, setelah apa yang mereka lakukan demi buah hatinya.

Curahan ini bukan untuk membuat kalian untuk lebih peduli, tapi untuk menyadari kita semua. ini yang kurasakan sejak usiaku 6 tahun. Aku tak pandai mendongeng ataupun bercerita selayaknya pendongeng yang kutemui waktu kecil ketika pulang sekolah.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Aku tinggal dihiruk pikuknya ibu kota, dengan keluarga yang sederhana dan juga hidup yang sederhana. Kalian tahu, sepertinya aku berdosa sekali untuk dikatakan sebagai anak. Berbohong padanya sudah mengerjakan PR, mengatakan kau kenyang sudah makan, bermain disungai hingga larut.

Dan sekarang hingga dewasa ini aku masih bisa berbohong. Hei, jangan salah paham untuk kebohonganku. Aku hanya ingin mereka tidak khawatir ketika diriku jauh dari mereka. Aku tak tahu apakah ini yang dikatakan peduli atau hanya sandiwara yang kumainkan untuk mereka. Kehidupanku sudah cukup melelahkan dengan mereka yang memiliki pundak dan bahu yang kuat serta benteng baja.

Dewasa ini aku belajar, melihat mereka menangis, sedih, termurung hingga ada kalanya mereka tersenyum. Apakah aku membunuh mereka secara perlahan? Aku bahkan tahu perjuangannya, tanpa malu dan senggan mereka berlari sana sini untuk kita, seperti Siti Sarah yang mencari air untuk Ibrahim anaknya. Sekarang aku melihatnya secara langsung.

Bukan aku ingin memalukan mereka, tapi aku ingin berbagi. Aku tak bisa berbuat apa-apa untuk membantu mereka, hanya bisa bersujud dan meminta kepada Tuhan-ku, jikalau ada saatnya kita semua akan bahagia. Sebenarnya kita hidup mewah di tanah rantauan, tapi diri kita yang tidak tahu diri dan mengatakan ini adalah kehidupanku yang sederhana (palsu). Bisa makan enak, jajan terus menerus, jalan-jalan kesana kemari dan masih banyak lagi.

Lalu ketika tagihan kampus, bukan kita yang terpontang panting tapi mereka. Inilah sandiwara yang kita jalani selama ini tanpa ada penyadaran.

Aku berharap Tuhan membalas pesanku untuk mereka, aku juga berharap mereka yang mengerti maksudku ataupun tidak tersadari. Jujur aku sudah lelah dengan kehidupan dengan alur yang tak berubah sejak ku kecil hingga sekarang. Meyaksikan mereka yang tersiksa batinku juga tersiksa.

 

Ikuti tulisan menarik Nada Nabilla Syafiah lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler