Oleh :
Ryani Riva Adam Puteri (IK2B)
Fakultas Komunikasi dan Desain
Universitas Informatika dan Bisnis Indonesia
Covid-19 merupakan sebuah penyakit yang menyerang saluran pernapasan manusia. WHO sendiri telah menetapkan Covid-19 sebagai pandemi global yang harus ditangani secara serius. Virus ini disebarkan melalui droplet ketika seseorang bersin atau batuk.
Di Indonesia, kasus Covid-19 sudah teridentifikasi sejak tanggal 2 Maret 2020. Saat ini tingkat penyebaran Covid-19 di Indonesia semakin meningkat drastis dari hari ke hari. Menurut data yang dilansir oleh pikobar.jabarprov.go.id kasus Covid-19 yang terkonfirmasi per 8 April 2020, terdapat 2.956 kasus, dengan 2.494 orang dirawat, 240 orang meninggal, dan 222 orang sembuh.
Pandemi ini tidak hanya berdampak pada sektor kesehatan, namun berdampak pula pada sektor perekonomian. Karena adanya kebijakan dari pemerintah perihal "social distancing", banyak bisnis yang terkena imbasnya, tak terkecuali bisnis dibidang jasa.
Salah satunya adalah profesi foto & videografer pernikahan. Penghasilan seorang foto & videografer pernikahan bergantung kepada banyaknya project yang masuk.
Ketakutan akan terjadinya penularan membuat para klien memutuskan untuk menunda acaranya dan lebih memilih untuk patuh kepada kebijakan yang berakibat sanksi pidana jika melanggarnya. Situasi ini mengakibatkan berkurangnya pendapatan dan penurunan harga budget dari project itu sendiri.
Pengambilan gambar dan video oleh The Living Project Production House
Hal ini tentu membuat pemilik Production House (PH) The Living Project, Ryan Sonata mengalami kerugian finansial bagi usahanya. Ia mengatakan bahwa ada enam hingga tujuh klien yang menunda resepsi pernikahannya. Beberapa klien memutuskan untuk membatalkan project-nya. Adapula para klien yang menggantinya dengan melaksanakan akad nikah saja.
“Ada yang dicancel, ada yang diundurin, ada juga yang diganti akad saja,” ujarnya.
Hal ini menyulitkan pemilik PH Living Project dalam mencari tanggal pengganti yang masih tersedia karena adanya benturan tanggal dengan klien yang lain.
Selain itu keberadaan kebijakan "social distancing" ini juga menurunkan tingkat produktivitas dari hasil produknya. Perusahaan percetakan mulai menerapkan SOP Work from Home (WfH) yang berakibat pada tertundanya hasil akhir cetak foto klien.
Ikuti tulisan menarik Ryani Riva Adam Puteri lainnya di sini.