x

Maulana Pengrajin Masker Kain di Desa Cipamokolan Kota Bandung

Iklan

Arwin Rizky

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 9 April 2020

Jumat, 10 April 2020 05:49 WIB

Berkah Corona, Pengrajin Masker Kain Banjir Orderan

Akibat wabah Virus Corona yang melanda seluruh negri, semua aspek terkena dampaknya, dari mulai kesehatan, pendidikan, dan juga ekonomi. Sulitnya masyarakat mendapatkan masker berstandar medis untuk melindungi dirinya membuat mereka beralih menggunakan alternatif masker kain. Hal ini menjadi berkah tersendiri bagi pengrajin masker kain.

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bandung – Dari musibah yang menimpa seluruh negeri, ternyata menyimpan keberkahan bagi para pelaku UMKM pembuat masker dari bahan kain. Sulitnya mendapatkan masker berstandar medis membuat masyarakat beralih menggunakan alternatif masker kain. Dengan banyaknya permintaan masyarakat, menjadikan pembuat masker kain kebanjiran orderan sejak beberapa hari terakhir.

Hal ini juga dirasakan oleh salah satu pembuat masker kain Maulana asal Desa Cipamokolan Kota Bandung. Ditemui Jum’at (03/04/2020), ia mengaku mengalami peningkatan permintaan hingga lima kali lipat dari biasanya. Hal itu terjadi sejak kasus Virus Corona melanda Kota Bandung beberapa hari lalu.

“Sebenarnya kita membuat masker kain dengan jumlah yang banyak bukan karena memanfaatkan keadaan, tapi kita mencoba untuk memenuhi kebutuhan masyarakat saja. Ya Alhamdulillah bisa membantu banyak orang sekalian berusaha mencari rezeki yang halal.” Ungkapnya Jum’at (03/04/2020).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Pada awalnya Maulana beserta rekannya membuat masker hanya untuk perlengkapan hijab wanita dan style dengan jumlah terbatas. Tetapi karena wabah yang terjadi, Ia mencoba membuat dengan skala besar untuk membantu masyarakat yang kesulitan mendapat masker medis karena mahal dan sulit didapatkan.

“Biasanya kita hanya membuat masker untuk keperluan wanita berhijab dan juga untuk gaya saja, pembuatannya juga tidak banyak.” Terangnya.

Dengan memanfaatkan dua jenis kain yaitu Oxford dan Hyjet. Maulana bersama rekannya membuat masker dengan cara dijahit manual. Dengan keterbatasan alat dan tenaga, dalam sehari mereka dapat membuat 30 lusin. Masker–maskernya kemudian mereka jual pada sejumlah reseller daerah Bandung dan sekitarnya.

“Awalnya pesanan paling banyak lima puluh biji. Tapi sekarang semenjak Virus Corona merebak, pesanan meningkat drastis. Dua hari yang lalu kita baru saja mendapat pesanan sebanyak 1000 biji. Sedangkan sekarang sudah ada pesanan lagi 500 biji.” Ungkapnya.

Biasa dijual dengan harga Rp 3-7 ribu perbiji, masker–masker buatan Maulana memang tampil modis dengan berbagai warna dan model. Tidak seperti masker kesehatan pada umumnya.

“Walau saat ini kami banyak orderan, tapi harapan saya semoga musibah ini cepat usai agar semuanya bisa beraktifitas seperti biasa. Dan tidak hanya kami yang mendapat keuntungan dari musibah ini.” Pungkasnya.

Ikuti tulisan menarik Arwin Rizky lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB

Terkini

Sengketa?

Oleh: sucahyo adi swasono

13 menit lalu

Terpopuler

Elaborasi

Oleh: Taufan S. Chandranegara

3 hari lalu

Dalam Gerbong

Oleh: Fabian Satya Rabani

Jumat, 22 Maret 2024 17:59 WIB