Sikap Cuek Masyarakat, Menyulitkan Perjuangan Pencegahan dan Penanganan Corona di Indonesia
Sabtu, 11 April 2020 09:25 WIBBerbagai upaya telah dilakukan di negeri ini, namun sikap cuek masyarakat dalam pencegahan wabah corona, sungguh memiriskan hati.
Cuek, tidak acuh, masa bodoh. Itulah kata yang kini menjadi viral di Indonesia. Bahkan, kata ini menjadi bahan perbincangan berbagai pihak dari sebelum wabah corona terdeteksi di Indonesia.
Hingga kini, saat pencegahan, antisipasi, dan penanganan Covid-19 (PAPC19) sudah sampai tahap Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di provinsi DKI dan akan menyusul di wilayah Jabodetabek, kata cuek bahkan berdengung kian menderu. Padahal berbagai pihak telah memberikan kritik, saran, dan masukan, termasuk saya, turut andil meski sekadar dalam bentuk artikel.
Berbagai artikel menyoal PAPC19 di Indonesia sudah saya tulis, baik menyoroti dari segi pemerintah pusat, daerah, dan kondisi masyarakat. Bagaimana sikap dan tanggungjawab pemerintah, pun bagaimana sikap dan keadaan masyarakat kita, bahkan saya tulis seperti cerita bersambung (cerpen) non-fiksi, mungkin nanti akan saya satukan menjadi novel corona di Indonesia.
Kendati demikian, kisah corona ini, masih sampai kapan akan berakhir, hanya Tuhan yang tahu. Dari rangkaian artikel yang saya sebut sebagai cerpen, dengan para tokoh utama pemerintah dan masyarakat, kini bagi saya, upaya pemerintah pusat maupun daerah sudah cukup berjuang sesuai kemampuannya.
Permasalahan utama yang sekarang terjadi di depan mata, adalah menyoal sikap, kesadaran, dan tanggungjawab masyarakat dalam PAPC19. Tidak perlu saya mengulang kisah tentang masyarakat yang kaya, yang miskin, yang cerdas dan tidak cerdas intelektual, yang cerdas dan tidak cerdas emosional, yang usaha di sektor informal dll, faktanya masyarakat kita memang masyarakat yang cuek.
Hari, Jumat (10/4/2020) adalah penerapan PSBB pertama di DKI Jakarta, termasuk perdana di Indonesia, lalu apa hasil evaluasi sementara yang sudah ditayangkan oleh berbagai media, terutama televisi? Masyarakat masih banyak yang tidak patuh, cuek.
Kamis, (9/4/2020) saat pemakaman musisi Indonesia Glenn Fredly di Tanah Kusir, Jakarta, meski pihak keluarga Glenn sudah memohon agar para pelayat tak hadir ke pemakaman karena corona. Apa yang terjadi?
Kerabat dan penggemar Glenn yang bahkan dalam jumlah ratusan malah ribuan, pun cuek dan tetap berdesakan meski tersorot kamera televisi. Ke mana pihak aparat? Padahal masyarakat yang masih bergerombol saja di razia.
Sementara, sejak corona resmi masuk Indonesia karena terdeteksi kasus 1 dan 2, hingga sekarang, masyarakatpun masih cuek.
Dalam kasus pandemi corona, siapa yang menjadi aktor/aktris utama protogonis? Tentu masyarakat di semua lapaisan dan virus corona sendiri adalah aktor/aktris antagonisnya.
Dalam setiap kisah sinetron, film, drama yang ditayangkan dan dipanggungkan, sudah pasti pada akhirnya tokoh antagonis akan kalah oleh tokoh protogonis. Yang jahat akan kalah sama yang benar, baik, namun peristiwanya juga akan melalui proses dan perjuangan yang tidak mudah untuk menjadi pemenang.
Kini dalam kehidupan nyata, corona benar-benar telah merajalela di Indonesia dan menyerang siapa saja, semua lapisan masyarakat. Namun, bila sikap masyarakat tetap cuek, tidak mau berjuang bersama-sama, cuek pada peraturan pemerintah, maka corona akan semakin merajalela.
Padahal untuk melawan dan menumpas "penjahat" corona, cara yang paling jitu adalah dengan berdiam diri di rumah, menjaga jarak. Lalu bila harus ke luar rumah, juga wajib dengan perlindungan diri, memakai masker dll, menjaga jarak, terutama mematuhi peraturan pemerintah.
Ada kelompok masyarakat yang langsung sadar dan takut corona, karena salah satu tetangganya positif corona, lalu patuh dan tidak cuek lagi.
Ada wilayah yang sampai ditutup mandiri agar masyarakatnya tidak ke luar masuk, tetapi budaya cuek tetap terjadi.
Berdasarkan berbagai informasi dan pemberitaan, hingga yang terekam kamera warga maupun netizen, kecuekan sebagian besar masyarakat Indonesia terhadap pandemi corona ini memang benar-benar membikin kita mengelus dada, meski cueknya ada yang tetap karena alasan logis.
Namun, menghadapi penjahat corona, bila budaya cuek ini tetap dipelihara, maka jangan harap pandemi corona tidak semakin meluas dan terus memakan korban di Indonesia. Sikap cuek sama dengan tidak simpati, tidak empati, dan jauh dari berbesar hati, introspeksi dan menyadari, bahwa karena corona, "semua" menjadi "begini".
Pengamat
0 Pengikut
Harkitnas ke-65, Stop Kebangkitan yang Tidak Etik dan Tidak Bermoral
Selasa, 21 Mei 2024 14:05 WIBIuran Kelas BPJS Dihapus, KRIS Resmi Penggantinya, Mampukah Rakyat?
Rabu, 15 Mei 2024 09:56 WIBBaca Juga
Artikel Terpopuler