x

Iklan

Aurelia Natasya

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 15 Juli 2019

Selasa, 14 April 2020 18:50 WIB

Indonesia Butuh Riset dan Inovasi Bioteknologi Guna Tingkatkan Produksi Pangan


Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Bioteknologi menjadi salah satu bidang fokus rencana induk riset nasional (RIRN) hingga 2030. Hal ini terjadi karena pemerintah membutuhkan beragam hasil riset inovasi untuk  meningkatkan hasil produksi di bidang pangan dan perkebunan. Peran dunia pendidikan sangat penting untuk mendukung program tersebut, diantaranya melalui program studi yang khusus di bidang bioteknologi maupun teknologi pangan.

Universitas Pelita Harapan (UPH) merupakan salah satu institusi pendidikan tinggi yang menyediakan program studi (prodi) Bioteknologi yang  berfokus pada pembelajaran mengenai sel, kultur sel, dan jaringan. Bioteknologi UPH berkomitmen untuk  menghasilkan lulusan yang dapat menciptakan bisnis bioteknologi untuk meningkatkan produktifitas serta membuat produk-produk bioteknologi. (https://www.uph.edu/id/department/biotechnology/)

Tentunya, Bioteknologi tidak mampu berjalan sendiri untuk membantu produksi pangan di Indonesia, dibutuhkan suatu kolaborasi dengan disiplin ilmu lainnya, salah satunya adalah Teknologi Pangan yang juga disediakan di UPH. Teknologi pangan UPH lebih mempelajari tentang gizi, kualitas, dan fungsional pangan, hingga memberikan nilai tambah dan efek pengolahan pada konstituen dan ingredien pangan (sumber website uph.edu).

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Di Bioteknologi UPH, mahasiswa dibekali dengan beragam keilmuan melalui mata kuliah yang relevan dengan kebutuhan yang ada. Misalnya, melalui mata kuliah Pangan Fungsional dan Nutraceutical,  mahasiswa akan mendapatkan pemahaman mengenai pangan fungsional dan perkembangannya. Mahasiswa juga dibekali dengan beragam skill untuk membuat berbagai produk industri, salah satunya juga industri pangan, yaitu kemampuan memanfaatkan teknologi Bioproses dan fermentasi, Teknik enzimologi, dan lainnya.

Tidak hanya itu, penelitian-penelitian yang bermanfaat juga tentunya selalu dilakukan oleh para dosen Bioteknologi. Contohnya, Tjie Jan Tan, dosen Bioteknologi UPH yang sedikitnya sudah memiliki 13 publikasi baik berupa buku maupun jurnal. Banyak penelitiannya, yang membahas seputar teknologi di bidang pangan, contohnya buku “Probiotiks & Beyond’ – Buku ini bertujuan mengungkapkan peran probiotik yang sangat penting bagi tubuh; kemudian ‘In Vitro and In Vivo Prebiotic Activities of Purified Oligosaccharides Derived from Various Local Bananas (Musa sp.): Tanduk, Uli, Raja Sereh, and Cavendish – yang bertujuan untuk mengevaluasi kegiatan oligosakarida atau prebiotic dari berbagai pisang local yang berbeda;  dan lain-lain.

Selain Bioteknologi UPH, Teknologi Pangan UPH juga selalu mendorong mahasiswanya terus memanfaatkan keilmuan yang diperoleh dan berinovasi sesuai tren dan kebutuhan. Tidak hanya melalui kegiatan di kelas, Teknologi Pangan UPH secara aktif juga mendorong kreativitas berinovasi melalui acara tahunan Food Explore.

Di tahun 2019 lalu Food Explore 12 UPH membawa topik ‘Ketahanan Pangan’ yang relevan dengan fokus pemerintah untuk membahas upaya menjaga ketahanan pangan melalui serangkaian talkshow juga seminar. Tidak hanya itu, mahasiswa juga memamerkan 30 inovasi olahan pangan dibuat melalui bahan unik dengan selalu memperhatikan kualitas gizi dan manfaatnya.  Antara lain pemanfaatan edamame menjadi snack sehat, pembuatan boba rendah gula , eskrim dari ubi, dan sebagainya.

Jadi untuk kamu yang saat ini berada di bangku sekolah dan ingin melanjutkan pendidikan, serta memiliki minat di bidang Bioteknologi dan Teknologi Pangan, jangan ragu daftarkan diri kamu di UPH. Dan bermimpi untuk menjadi generasi muda yang ikut berperan dalam kemajuan pangan Indonesia. (na)

Ikuti tulisan menarik Aurelia Natasya lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Terkini

Terpopuler