x

Iklan

Syarifudin

Penulis Indonesiana
Bergabung Sejak: 29 April 2019

Kamis, 16 April 2020 09:21 WIB

Merebaknya Wabah Virus Corona, Mungkin Sudah Waktunya Untuk Mengingatkan Bukan Menyiksa

Wabah virus corona merebak hingga kini. Mungkin sudah waktunya untuk mengingatkan bukan menyiksa anak manusia

Dukung penulis Indonesiana untuk terus berkarya

Sejak saya lahir sampai usia 50 tahun ini, jujur saja, baru kali ini ada wabah penyakit bisa bikin dunia bergetar kerepotan. Ramai diperbincangkan dan seluruh manusia sejagat raya “bersiap” menghadapinya. Namanya virus corona Covid-19. Dari namanya aja susah. Wajar bila sangat membingungkan.

Bisa jadi, ini wabah paling aneh. Virus tapi bisa melumpuhkan anak sekolah, anak muda kuliahan, sampai pekerja kantoran. Tiap hari pasien-nya nambah. Tapi gak jelas siapa yang menularkan dan siapa yang ditularkan. Istilahnya juga banyak; ada ODP, PDP, APD, PSBB, yang baru OTG. Sementara si virus corona OTW terus ke manusia. Mengerikan sekaligus menakutkan.

Apa yang mau saya bilang tentang virus corona Covid-19 ini?

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Ya, mungkin sudah waktunya. Virus ini hadir ke tengah-tengah manusia. Untuk mengingatkan bukan menyiksa. Bahwa hidup itu ada dalam kehendak-Nya. Mungkin kemarin-kemarin, banyak manusia yang sudah merasa jadi “tuhan”. Atau bahkan “menuhankan” uang, pekerjaaan, atasan atau apa saja. Hingga kita lupa Tuhan yang sesungguhnya. Bahwa manusia itu tetap bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa.

SUDAH WAKTUNYA.

Agar kita introspeksi diri. Sambil merenung apa yang sudah kita perbuat selama ini. Karena manusia itu kadang tahu tapi pura-pura tidak tahu. Entah karena apa? Sudah tahu baik dan maslahat, tapi belagak tidak tahu. Sebaliknya, sudah tahu tidak baik dan mudharat tapi tenang-tenang saja melakoninya. Apalagi yang kerjanya menyalah-nyalahkan orang lain. Menebar kebencian yang tidak berkesudahan. Virus corona yang jelas-jelas musibah dan bencana pun masih saja dipolemikkan dan diperdebatkan. Hingga kita banyak yang lupa, ini semua terjadi atas kuasa Allah SWT. Jadi, memang sudah waktunya.

Semua sudah waktunya.

Janin di dalam perut hingga 9 bulan, ya sudah waktunya lahir. Orang kerja juga bila tua, ya sudah waktunya pensiun. Anak kuliah pun bila sudah waktunya selesai ya jadi sarjana. Kira-kira begitulah hidup ini. Kadang ada suka ada duka. Ada sakit ada sehat. Ada yang masih hidup ada yang meninggal. Jika kita sepakat, ya itu semua memang sudah waktunya.

Sudah waktunya. Seperti si Moammar Khadafy, umur 27 tahun sudah jadi Presiden Libya. Sedangkan si Donald Trump itu baru jadi Presiden AS di usia 70 tahun. Si Mark Zurkerberg yang punya Facebook itu jadi CEO di usia 24 tahun. Sementara si Liliane Bettencourt, pewaris L' Oreal itu masih jadi CEO di usia 93 tahun. Sama persis sama wabah virus corona Covid-19 melanda seluruh dunia, sekarang pun ada di Indonesia. Apa artinya? Ya, sudah waktunya.

Jadi, tidak usah takut apalagi panik. Tidak perlu juga keluh-kesah. Galau atau gelisah sama sekali tidak perlu. Mengkritik juga boleh silakan. Asal jangan setiap hari. Benci juga boleh asal jangan terus-menerus. Mana ada sih, kebaikan atau kemajuan yang dihasilkan dari kritikan maupun kebencian. Seimbang sajalah, objektif. Biar tidak berat sebelah. Karena memang semua sudah waktunya. Justru dalam situasi sekarang, sangat perlu ikhtiar baik dan doa. Agar wbah Covid-19 ini bisa segera berakhir. Ya harus sama-sama, bukan pemerintah doang atau tenaga medis doang. Saya dan kamu, ya harus ikut sama-sama.

Tiga hari lalu pun, saya kaget. Dapat kabar seorang kawan meninggal dunia akibat Covid-19. Sebelumnya sehat wal afiat.  Saya pun sempat bertemu di kantornya. Sementara Ibu saya sendiri, sejak umur 50 tahun sakit bertahun-tahun dan meninggal di usia 67 tahun. Tentu, saya hanya bisa mendoakan keduanya. Karena memang sudah waktunya.

Jadi tidak usah banyakin benci, apalagi dengki. Jangan pula sombong apalagi merasa hebat dan paling benar. Karena bila sudah waktunya, semua akan terbukti kok. Orang salah ya tetap salah. Orang benar ya tetap benar. Gak bakal ketukar, tenang saja. Karena semua sudah waktunya.

Bila tidak suka sama pemimpinnya, ya, diam saja. Bila tidak suka sama negaranya silakan pindah. Bila takut sama Covid-19 ya sudah diam #DiRumahAja. Bila tidak mau sakit ya jaga kesehatan. Tidak usah dilebih-lebihkan, tidak usah pula dikurang-kurangkan. Karena memang semua sudah waktunya.

Mungkin virus corona Covid-19 ini datang. Karena kita sudah terlalu banyak sifat buruk. Gemar menghujat, emosian, dan membenci yang tidak berkesudahan. Maka virus ini mengingatkan, bukan siksaan. Bahwa sudah waktunya bersifat buruk. Berubahlah untuk menjadi pelopor kebaikan. Lebih objektif dan lebih jernih melihat realitas. Jangan memaksa pikiran sendiri. Mungkin kemarin-kemarin kita kurang ibadah, ya virus ini mengingatkan untuk lebih rajin ibadah. Mungkin kemarin kurang peduli, ya virus ini mengajak kita untuk lebih peduli. Kenapa? Karena memang sudah waktunya.

Seperti penjahat dan preman, juga ada masanya. Mereka pada akhirnya pun akan insyaf. Karena memang sudah waktunya. Coba cari, mana ada preman umur 70 tahun? Gak ada kan. Malu-maluin banget jadi preman umur 80 tahun. Duel lawan anak SMA juga kolaps. Lalu, kenapa kita “memaksa” untuk selalu bilang si penjahat dan preman terus-menerus? Kita ini mengerti atau tidak sih? Kan semua juga ada waktunya.

Laut saja ada pasang ada surut. Cuaca pun bisa cerah, bisa mendung. Hawa bisa panas, bisa dingin. Ada saat kerja ada saat pensiun. Suami BCL sudah pergi. Glenn Fredly pun mangkat. Karena semua sudah waktunya.

Jadi bila sudah waktunya, apapun bisa terjadi. Termasuk wabah virus corona merebak pun sudah waktunya. Tidak usah pusing, nikmati saja #DiRumahAja. Toh, kita sudah ikhtiar yang baik dan berdoa yang baik. Agar wabah virus corona segera berakhir.

Maka dapat disimpulkan, semua sudah waktunya dan atas kehendak-Nya.’

Jalani saja tiap realitas hidup. Dan kembalilah hargai waktu. Karena waktu itu hal yang paling diinginkan banyak orang. Tapi juga paling sering disia-siakan sebagian besar orang. Hargai waktu dan manfaatkanlah sebaik mungkin.

 

Karena semua orang pun akan menghilang pada waktunya… #BudayaLiterasi #LawanVirusCorona

Ikuti tulisan menarik Syarifudin lainnya di sini.


Suka dengan apa yang Anda baca?

Berikan komentar, serta bagikan artikel ini ke social media.












Iklan

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB

Terkini

Terpopuler

Puisi Kematian

Oleh: sucahyo adi swasono

Sabtu, 13 April 2024 06:31 WIB